Lihat ke Halaman Asli

Narda Aidah Fitri

SMKN 37 JAKARTA

Pahlawan Kebanggaan

Diperbarui: 17 November 2020   16:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bulan Nafisya. Gadis yang biasa disapa Bulan itu hanya tinggal bersama Papahnya yang bernama Dio Rafasya di rumah sederhana yang cukup nyaman untuk mereka tempati berdua. Kehidupannya berubah drastis saat dimana usianya masih 5 tahun yang belum mengerti apa-apa, Ayahnya bangkrut dan Mamahnya meminta untuk bercerai dengan Papahnya. 

Sekarang, saat sudah beranjak dewasa ia mengerti, dan menerima kehidupannya. Hanya Papahnya yang saat ini ia punya. Papah yang selalu menyayanginya, melindunginya, dan membantunya. Bagi Bulan Papanya adalah Pahlawan.

Seperti malam ini, Papahnya selalu menemani dan membantu untuk mengerjakan tugas-tugasnya.

"Paham?," tanya Dio, kemudian Bulan menjawab dengan mengangguk kecil dan tersenyum.

Ya, setiap pelajaran dan tugas-tugas yang kurang ia pahami, Papahnya selalu membantu dengan sebisanya.

"Akhirnyaaa," Bulan menghela nafas lelah, ketika tugas-tugasnya telah selesai.

"Sudah larut, sebaiknya kamu tidur." Ucap Dio kepada Bulan.

"Baik Pah, terimakasih." Bulan memeluk Dio, kemudian Dio balas dengan mengecup keningnya.

"Selamat malam." Ucap Dio sambil meninggalkan kamar Bulan.

"Malam Pah." Jawabnya tersenyum.

Setiap malam Papahnya selalu bersikap manis padanya. Ia tau Papahnya pasti lelah seharian bekerja. Dulu saat Papahnya masih di puncak kesuksesannya, duduk di kursi yang nyaman, dan ruangan berAC. Tapi sekarang jauh berbeda, Papahnya harus rela berpanas-panasan, menjadi kuli bangunan dengan bekal bakat yang ia miliki. Sungguh bagi Bulan Papahnya adalah pahlawan yang sebenarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline