Refleksi Dies Natalis GMNI Ke 70
Revolusi Belum Selesai, Bung !
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) sudah mengarungi perjalanan panjang sejak 23 Maret 1954 - 23 Maret 2024. GMNI menjadi satu-satunya organisasi pemuda/mahasiswa yang mencerminkan marhaenisme Bung Karno, GMNI juga telah menjadi kawah candradimuka yang melahirkan begitu banyak pemimpin bangsa.
Momentum Dies Natalis ini sebagai pemantik semangat untuk terus meneguhkan ideologi organisasi. Sesuai harapan dan cita-cita pendiri GMNI, yaitu Presiden pertama RI Soekarno.
GMNI sebagai kawah candradimuka pemuda intelektual harus membangun semangat "intelectual movement" sebagai gerakan untuk menciptakan dan mengedepankan ilmu pengetahuan sebagai sumber daya pengetahuan termasuk sumber daya politik.
Momentum Dies Natalis GMNI Ke 70 tahun GMNI harus mampu Membangun Keharmonisan For Samenbundeling Van Alle Revolutinaire Krachten" menyatupadukan kekuatan yang progresif dan revolusioner dalam berbangsa dan bernegara.
Evaluasi internal yang tidak kalah penting juga adalah soal dinamika kepengurusan di tingkat pusat yang terjadi beberapa waktu yang lalu, terjadi dualisme kepemimpinan di DPP GMNI. Peristiwa ini butuh kearifan dan kebijaksanaan dari segenap pihak, baik kader GMNI maupun pihak alumni untuk menjembatani agar konflik dualisme ini tidak berlarut dan harus segera diakhiri.
Keberadaan GMNI harus terus menjadi "Rumah Besar Kaum Nasionalis", tempat dimana seluruh elemen masyarakat yang cinta terhadap NKRI dan setia kepada Pancasila. Dimana pada tahun belakangan ini, fenomena politik identitas semakin menguat dan memicu konflik besar-besaran. Tantangan akan selalu ada dan tidak akan pernah berakhir, seperti yang diungkapkan oleh Bung Karno "Revolusi Belum Selesai." Ungkapan ini harus selalu dijadikan dorongan semangat bagi insan nasionalis-marhaenis agar terus menjadi pemantik semangat perjuangan persatuan Indonesia.
GMNI harus mampu menjadi wadah mahasiswa dan pemuda Indonesia dalam berpartisipasi untuk meningkatkan harkat martabat bangsa sebagai bangsa yang merdeka, sebagaimana diungkapkan dalam konsep Trisakti Bung Karno, Indonesia harus mampu berdikari di bidang ekonomi, berdaulat di bidang politik, dan berkepribadian di bidang budaya.
Merefleksi dianggap penting dengan dies natalis tersebut bisa menjadi renungan dalam memperbaiki hal-hal yang penting untuk perubahan GMNI kedepan. 70 tahun GMNI telah berdiri kader GMNI harus mampu menguatkan pemahaman ideologi sehingga dapat memahami marhaenisme secara menyeluruh, tidak tekstual dan parsial.
Dengan pemahaman ideologi yang baik, maka para kader diharapkan mampu melaksanakan perjuangan secara konsisten mulai dari metode berpikir yang dipakai, pola gerakan yang digunakan serta disiplin gerakan yang dianut, kesemuanya akan selalu bersumber pada satu roh ideologi yaitu marhaenisme.