Beberapa hari terakhir ini, home Kompasiana "banjir" tulisan-tulisan mengenai ahli psikoanalisis, Sigmund Freud. Bahkan sampai saya menulis artikel ini, nama Sigmund Freud masih terlihat dalam beberapa judul artikel.
Tampaknya, "banjir Freud" itu disebabkan ada tugas dari dosen bagi para mahasiswa untuk menulis ulang catatan kuliah mereka mengenai Freud pada pertemuan sebelumnya (bnd. tulisan ini). Kelihatannya, dosen tersebut mengasumsikan bahwa dengan membanjiri Kompasiana dengan Freud, materi kuliahnya akan tersebar luas.
Pada dasarnya saya manggut saja asumsi di atas. Hanya saja, Saya secara pribadi, mungkin juga para Kompasianers lain, agak terganggu dengan berlimpahnya artikel yang mengusung ulasan mengenai tokoh di atas. Misalnya, dua hari lalu baru beberapa menit saya melihat ada tulisan yang menarik untuk saya baca via smartphone saya, namun karena sibuk saya belum sempat membukanya. Beberapa waktu kemudian "banjir Freud" itu sudah mendorong tulisan itu hingga raib dari permukaan home page Kompasiana.
To be honest, tanpa mengecilkan nilai dari pemberian tugas semacam itu, saya justru cenderung menganggap bahwa dosen yang bersangkutan tidak berhikmat dalam memberikan tugas semacam itu kepada para mahasiswa. Tidak berhikmat karena tidak memperhitungkan aspek ketertarikan, ruang untuk tulisan-tulisan dengan tema-tema lain, dsb., di Kompasiana.
Karena itu, melalui tulisan ini, saya ingin memberikan beberapa saran praktis bagi para dosen yang memutuskan untuk memberikan tugas semacam di atas kepada para mahasiswa:
- Tugas seperti itu sebaiknya diberikan secara periodik dalam jumlah yang sangat terbatas. Misalnya, minggu ini Anda membahas tentang Freud, tetapkan 2-3 orang untuk memosting tulisan mengenai tokoh ini di Kompasiana. Minggu berikutnya Anda membahas tokoh lain lagi, tetapkan lagi 2-3 orang mahasiswa yang lain lagi untuk membahasnya. Jumlah ini fleksibel bergantung jumlah mahasiswa di kelas Anda serta alokasi jumlah pertemuan Anda selama satu semester.
- Pastikan bahwa Anda membekali mereka dengan baik mengenai Netiket. Bila perlu, poin-poin Netiket dilampirkan pada silabus.
- Ingatkan para mahasiswa untuk memakai banyak waktu berkunjung serta membaca secara serius tulisan para Kompasianers lain dan meninggalkan jejak berupa vote dan komentar yang menggemakan isi dari tulisan tersebut. Mereka akan mendapatkan banyak manfaat di sini.
- Jika mereka hendak menitip link tulisan, ingatkan agar jangan menitip link tulisan tanpa mengomentari isi tulisan dari para Kompasianers yang mereka kunjungi.
Saya berharap, seruan dan beberapa saran sederhana di atas "sampai" kepada dosen yang bersangkutan. Kami melihat nilai penting dari materi Anda. Hanya saja, tolong jangan "banjiri" kami dengan materi yang sama dalam jumlah yang sangat banyak. In a way, itu "mengkorupsi" spaces dari tulisan-tulisan bertema lain yang juga sangat penting untuk bercokol lebih lama di home Kompasiana.
~Salam Kompasiana~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H