Di balkon bersama kedua putra saya, sambil menikmati pesta kembang api dan tiupan terompet yang memekakkan telinga, saya mengetik tulisan ini. Saya ingin berbicara tentang hidup yang membentang dalam lesatan waktu: dulu, sekarang, dan nanti. Saya menyebutnya bingkai triadik.
Kita pada dasarnya suka akan kenangan. Kita suka mengenang yang lalu. Yang lalu itu dikenang lalu darinya kita memetik sejumlah pelajaran untuk hari ini dan esok. Tapi faktanya adalah kita tidak lagi hidup di dalamnya. Yang lalu dengan segala kegembiraan dan kemalangannya tetap berjudul yang lalu.
Kita juga pada dasarnya suka berharap. Saya senang mengamati orang-orang di akhir dan di awal tahun mendaftarkan sejumlah resolusi untuk diwujudkan di masa depan. Resolusi itu bagian dari visi. Tanpa visi ayunan langkah kaki kita akan menjadi tak berarah. Dalam bisnis, organsisasi, kehidupan pribadi, bahkan kehidupan berbangsa pun, visi sangatlah penting.
Anda mungkin setuju bahwa di akhir dan awal tahun, intonasi terbesar dalam pikiran manusia adalah masa lampu dan masa depan. Di akhir tahun, orang sibuk mengingat yang sudah berlalu. Di awal tahun, orang sibuk merancang dan merencanakan yang di depan.
Bukannya itu tidak penting. Maksud saya, jangan sepelekan apalagi mengabaikan hari ini, sekarang, dan di sini atas nama masa lalu dan masa depan. Mengapa sibuk mengingat yang lalu sementara sekarang Anda tetap sama saja seperti kemarin? Mengapa sibuk merancang dan merencanakan masa depan, sementara sekarang Anda tidak melakukan apa-apa?
Masa lalu itu kenangan. Masa depan itu harapan. Dan yang membuat kenangan dan harapan itu membuahkan sesuatu yang berharga adalah apa yang Anda lakukan hari ini.
Kita perlu mengambil waktu untuk berefleksi. Kita perlu mengambil waktu untuk merencanakan dan menetapkan sejumlah resolusi. Namun, lebih banyak waktu lagi harus dipakai untuk melakukannya sekarang. Tanpa ini, refleksi dan resolusi itu sama sekali tidak berguna.
Selamat Tahun Baru 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H