Lihat ke Halaman Asli

Ketika Sejarah Terukir: Final Dua Klub Jerman Di Inggris

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13678272072135093470

Laga leg kedua UEFA Champion League antara FC Barcelona dan FC Bayern Munich di Camp Nou menjadi saksi kedahsyatan Bundesliga. Bagaimana tidak? Tak tanggung-tanggung Bayern menyarangkan dua gol ke gawang Victor Valdes (dan satu gol bunuh diri dari Pique) dan membuat FC Barcelona harus menelan pil pahit, bahwa mereka terperosok kedalam jurang kekalahan yang menyedihkan, setelah sebelumnya harus bertekuk lutut 4 gol tanpa balas di Allianz Arena. Sehari sebelumnya, laga leg kedua antara Real Madrid dan Borussia Dortmund berakhir dengan kemenangan Real. Namun apa daya, selisih satu bola terhadap Borussia Dortmund tidak dapat membuat klub asuhan Jose Mourinho lolos ke Final.

Sebagai perempuan yang menyukai sepakbola, terutama Bundesliga (Liga Jerman), hal tersebut bagaikan kebahagiaan utuh yang diciptakan oleh Tuhan. Bagaimana tidak? Semenjak penulis mengagumi die Fuβballnationalmannschaft (Tim Nasional Sepakbola) Jerman di kelas 6 SD, kebahagiaan untuk menonton Bundesliga selalu terhalang oleh hal yang sama. Tidak ada stasiun TV swasta di Indonesia yang mau menayangkan Bundesliga. Entah karena kurang menarik, atau menurut mereka kurang menghasilkan keuntungan, secara orang-orang Indonesia lebih banyak menggemari Liga Inggris atau Liga Italia. Satu-satunya cara penulis untuk menyaksikan duel klub favorit penulis, FC Bayern Munich, hanyalah dengan streaming di Internet, itupun juga didukung oleh koneksi yang pas-pasan.

Semenjak penulis tinggal dan menuntut ilmu di Jerman, berkat bantuan Beasiswa Unggulan Biro Perencanaan dan Kerja sama Luar Negeri (BPKLN) Kemdikbud, kecintaan penulis terhadap Bundesliga semakin menjadi-jadi. Selama ini, hidup dan menuntut ilmu di Jerman adalah impian penulis belaka. Tentu saja hal itu dipengaruhi oleh hal biaya. Biaya hidup yang dibutuhkan memang tidak sedikit. Melihat kurs nilai tukar Rupiah ke Euro saja sudah bikin jantung berdegup kencang. Tapi berkat beasiswa yang diberikan oleh BPKLN, Kemdikbud, akhirnya impian selama lebih dari 10 tahun bermimpi untuk tinggal dan menuntut ilmu di Jerman tercapai juga. Karena selain urusan sepakbolanya, Jerman juga merupakan negara yang menghargai pendidikan, dimana hampir di setiap Bundesland (provinsi), uang kuliah gratis. Semua orang dapat menempuh pendidikan setinggi-tingginya asalkan mereka mau. Hal seperti itulah yang dapat diwujudkan dengan Beasiswa Unggulan, BPKLN, di sektor pendidikan Indonesia, yaitu mencapai penyamarataan, sehingga warga Indonesia dapat menuntut ilmu setinggi-tingginya.

Salah satu mimpi terbesar penggemar sepakbola adalah menyambangi stadion tempat klub favoritnya bernaung, untuk die Roten (julukan FC Bayern Munich) tentu stadion tersebut adalah Allianz Arena. Mimpi itu pula yang membuat semangat saya untuk belajar dan menuntut ilmu di Jerman semakin memuncak, sampai akhirnya datanglah satu hari yang ditunggu-tunggu, satu hari yang selalu diingat, penulis akhirnya bisa berfoto di depan Allianz Arena. Rasa haru, bahagia, membuncah bersamaan. Saat melihat logo Allianz Arena dari Strassenbahn (Trem), hati ini sudah tidak karuan. Jalan kaki yang harus ditempuh dari Haltestelle (Halte) tempat Strassenbahn menjadi perjalanan terlama. Begitu sampai, begitu berhasil berfoto didepan Allianz Arena, penulis harus menelan sedikit kekecewaan, stadion tutup karena hari itu adalah Sylvesterabend (malam tahun baru). Tidak mengapa, karena tentu penulis bertekad akan kembali kesana lagi, dan merasakan magisnya stadion tempat Phillip Lahm dkk mengabdi.



Kembali tentang Final UEFA Champion League (UCL), sejarah kembali tercatat di tahun 2013, yaitu terjadinya ajang pertarungan perebutan si piala kuping besar antar dua klub Jerman. Istimewanya lagi, ajang tersebut akan dilaksanakan di Wembley, stadion yang dibilang keramat oleh penggemar Liga Inggris. All German Finals, begitu orang-orang menyebutnya, tidak pernah terjadi dalam sejarah UCL. Hal tersebut menjadi kebahagian sekaligus momen penting yang ditunggu-tunggu oleh pecinta sepakbola Jerman dan Bundesliga, dan juga menjadi ajang pembuktian eksistensi supporter atau penggemar klub-klub Bundesliga yang berada di Indonesia. Tahun ini, ajangnya Bundesliga unjuk gigi, bertarung di turnamen bergengsi se-Eropa.

Untuk prediksi, masih sangat jauh untuk dipikirkan. Yang jelas, pertemuan Borussia Dortmund dan FC Bayern Munich pada hari Sabtu tanggal 4 Mei 2013 menghasilkan skor seri 1 -1. Namun tentu saja hal itu tidak bisa dijadikan patokan, karena tensi dan pride Final UCL pasti lebih hebat dari pertandingan Bundesliga. Borussia Dortmund pun tidak bisa diremehkan, karena mereka haus akan pembuktian dan gelar Champion setelah 16 tahun penantian. Dari segi mentalitas dan kesolidan tim, saya berpihak kepada FC Bayern Munich, mudah dikatakan karena saya penggemar klub tersebut. Saya optimis, namun tidak akan berbesar hati dan kepala karena apapun bisa terjadi dalam sepakbola, termasuk keajaiban 2 gol Borussia Dortmund ke gawang Malaga pada perempat final saat perpanjangan waktu yang membuat mereka lolos ke semifinal. Apapun hasilnya, penggemar sepakbola Jerman sudah bersorak gembira “London, London, Wir fahren nach London” (London, London, kami pergi ke London).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline