Lihat ke Halaman Asli

Nara Ahirullah

TERVERIFIKASI

@ Surabaya - Jawa Timur

Nasib Penegakan Regulasi Sampah Sepeninggal Asrul Hoesein

Diperbarui: 6 Desember 2022   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Semarang Pak Asrul menjalin kerjasama dengan produsen motor listrik untuk dijadikan pengangkut sampah terpilah. (Dokumentasi Green Indonesia Foundation (#GiF))

Kabar meninggalnya Asrul Hoesein begitu mendadak dan mengagetkan. Dia meninggal karena serangan jantung saat akan bertolak dari Yogyakarta ke Jakarta setelah mengisi seminar tentang pengelolaan sampah di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. 

Pak Asrul (sapaannya) meninggal di Yogyakarta International Airport (YIA) pada Sabtu petang, 26 November 2022. Dia ambruk di lokasi dan langsung dinyatakan meninggal dunia setelah upaya pertolongan oleh pihak bandara. 

Jenazahnya dirawat di Yogyakarta kemudian diterbangkan untuk dimakamkan di tanah kelahirannya, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Kegiatan terakhir Asrul Hoesein bertemu Bupati Bantul, DI Yogyakarta membahas program pengelolaan sampah sehari sebelum meninggal. (Dokumentasi Green Indonesia Foundation (#GiF))

Tokoh Sentral Persampahan Indonesia

Hampir seluruh orang dan pihak yang menggeluti persampahan mengenal Asrul Hoesein. Dia dua kali dinobatkan sebagai pemuda pelopor nasional di masa mudanya mewakili Kabupaten Bone dan Provinsi Sulawesi Selatan. 

Sejak muda dia telah kerap berangkat pulang Jakarta-Bone untuk urusan kepemudaan dan bisnisnya. Mengurus persampahan nasional adalah salah satu manifestasi jiwa kepeloporan nasionalnya.

Anak ketiga dari tiga bersaudara itu sudah menjadi instruktur produktivitas di Kementerian Tenaga Kerja pada sia muda karena keberhasilan bisnis percetakan yang dipeloporinya. Bisnis percetakan itu eksis hingga kini di Bone, dijalankan penerusnya. 

Sepeninggal ayahnya, Pak Asrul banting setir menjadi petani untuk merawat tanah-tanah peninggalan orangtuanya. Dia masuk "hutan" meninggalkan semua bisnisnya untuk fokus mempelajari pertanian, perkebunan, dan peternakan.

Selama setahun di dalam "hutan", Pak Asrul mempelajari secara praktik berbagai teknik pertanian, perkebunan, peternakan, dan teknologinya. Dari upayanya itu dia berhasil meningkatkan produktivitas cengkeh di lahan warisan ayahnya hingga 10 kali lipat. Lahan pertanian dan peternakan kecil juga berhasil meningkat produktivitasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline