Lihat ke Halaman Asli

Nara Ahirullah

TERVERIFIKASI

@ Surabaya - Jawa Timur

Meneladani Sifat Rasulullah di Masa Sulit dan Ketika Elit

Diperbarui: 12 April 2022   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fase kehidupan Rasulullah banyak ditulis ulama maupun peneliti untuk bisa diambil pelajaran. (Foto bukukita.com)

Sifat Rasulullah berupa sidiq, amanah, fathonah, dan tabligh  bukanlah pilihan untuk dijalankan atau tidak. Sifat ini seharusnya ada dalam setiap manusia. Bukan hanya pada umat muslim saja.

Sebab, empat sifat tersebut adalah sifat yang secara universal merupakan sifat yang terpuji. Sifat yang terbaik di antara sifat-sifat baik lainnya.

Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah contoh paling nyata bagi seluruh manusia - meski merupakan ikon bagi umat muslim. Namun sama sekali tak salah jika secara umum menjadikan Nabi Muhammad sebagai teladan yang baik dalam hidup kesehariannya. 

Rasulullah adalah utusan Allah yang telah menjalani hidup sebagaimana manusia biasa. Berbagai kehidupan normal manusia terjadi pada Nabi Muhammad. Beliau mengalami banyak kesulitan sebagaimana sebagian besar umatnya mengalaminya. Dan mengalami kebahagiaan sebagaimana umatnya menikmati kebahagiaan.

Kehidupan Rasulullah mengalami naik turun sebagaimana umatnya. Bahkan, ketika masa sulit datang, Rasulullah mendapati masa sulit yang lebih sulit dari manusia kebanyakan. Sejak masa kecilnya Rasulullah sudah ditinggalkan ayahnya, kemudian ibunya, selanjutnya kakeknya dan pamannya. 

Namun, kondisi sulit itu bukan membuat kerusakan pada diri Rasulullah. Melainkan jiwa Rasulullah kian kuat dan dari berbagai ujian dan cobaan itu Rasulullah justru menjadi pribadi dengan akhlak yang terpuji. 

Rasulullah tetap jadi anak dan pemuda yang jujur (sidiq), mampu melaksanakan dan menyampaikan (amanah), mampu memberikan penjelasan yang terang (tabligh), dan cerdas dalam menyelesaikan berbagai persoalan (fathonah) dalam kesulitan yang menerpanya di masa muda hingga akhir hayatnya.

Karena sifat dan akhlak itulah Rasulullah sebelum datang masa kenabian begitu dicintai oleh masyarakat Mekkah hingga memberinya julukan Al-Amin. Seseorang yang dapat dipercaya. Sungguh kepercayaan adalah sesuatu yang berharga bagi manusia. Dan Rasullullah mencontohkannya untuk diteladani.

Setelah masa kenabian datang, di usianya yang ke-40 orang Mekkah sebenarnya sama sekali tidak punya argumentasi melawan kebenaran yang dibawa dan disampaikan Rasulullah tentang iman dan Islam. Sebab, mereka telah bersama-sama dengan Rasulullah selama 40 tahun lamanya. Dan selama itu, tidak ada satu kasus pun yang menyebabkan julukan Al-Amin dicabut dari Rasulullah.

Ketika datang perintah hijrah dari Mekkah ke Madinah, sifat shiddiq, amanah, fathonah, dan tabligh Rasulullah semakin tumbuh dan dewasa. Dengan sifat dan akhlaknya yang terpuji Rasulullah menjadi pemimpin yang mempersatukan Madinah hingga akhirnya mampu menghimpun kekuatan besar untuk akhirnya bisa menaklukkan Mekkah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline