Lihat ke Halaman Asli

Belajar tentang Sarana Transportasi di Museum Angkut

Diperbarui: 13 Oktober 2017   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampak depan museum angkut

Museum angkut teletak di jalan terusan Sultan Agung no 2, kota Batu, Jawa Timur. Museum angkut mulai beroperasi pada pukul 12.00 dan ditutup pada pukul 20.00. Untuk masuk ke museum angkut, setiap pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar 100 ribu untuk weekend dan 70 ribu untuk weekday. Pengunjung dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam area museum, tersedia locker penitipan barang yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung untuk menyimpan barang bawaannya. Hanya kamera handphone yang diperbolehkan di bawa masuk ke areal museum. Jika Anda memiliki kamera DSLR dan ingin tetap membawanya masuk, maka Anda akan dikenai biaya tambahan diluar biaya tiket.

Jika berbicara museum, maka yang terbayang adalah pajangan benda-benda kuno, aura mistis, aroma tak sedap dari bahan pengawet, suasana sepi karena tak banyak pengunjung. Namun semua itu tak berlaku pada museum angkut. Memang banyak benda kuno disini, namun semuanya ditata dengan sangat menarik sehingga membuat pengunjung betah berlama-lama di sana. Tersedia banyak spot untuk berfoto bagi para pengunjung.

Pada setiap sarana transportasi yang dipajang dimuseum, diserta papan keterangan di dekatnya. Hal ini memudahkan pengunjung untuk mengenali alat transportasi di depannya, yang sudah tak ada lagi dijamannya. Saat  saya melihat-lihat, tak banyak pengunjung yang mau membaca keterangan tersebut, lebih banyak yang asyik berfoto dengan aneka macam kendaraan yang dipajang.

Papan keterangan pada alat transportasi yang dipajang

Bukan cuma aneka jenis mobil saja yang ada disini, melainkan juga berbagai sarana transportasi, baik darat, laut maupun udara. Dari jaman klasik hingga jaman modern ada. Becak, pedati, cikar, aneka macam perahu, mobil, kereta api, bahkan juga pesawat. Serta beberapa alat transportasi yang tidak saya kenal dan ketahui namanya. Ada papan namanya, namun saya tak bisa mengingat semua. Terdapat juga simulator untuk penerbangan yang bisa dicoba oleh pengunjung. Untuk mengecek kemampuan pengunjung, tersedia pula beberapa spot untuk kuis. Sayangnya saat saya kesana, komputernya sedang bermasalah, sehingga tidak bisa mencoba mengikuti kuisnya.

Pedati

Berbagai sarana transportasi dimasa depan

Museum angkut terbagi menjadi beberapa area. Ada yang indoor dan ada pula yang outdoor. Area indoor lebih banyak digunakan untuk memajang alat angkut berupa mobil-mobil klasik. Sementara yang outdoor untuk menggambarkan suasana sesuai dengan namanya. Arena outdoor ini lebih banyak menarik minat pengunjung, terbukti lebih banyak pengunjung yang mengabadikan gambar melalui foto di area outdoor dibanding indoor. Area outdoor antara lain Pecinan, Gangster Town dan halaman depan Istana Buckingham.

Gangster Town

Taman depan Buckingham palace

Kawasan Pecinan

Museum ini juga dilengkapi dengan ruang cinema. Jadi jika lelah berkeliling, pengunjung bisa beristirahat di ruang cinema sambil menyaksikan film yang diputar, yaitu mengenai perkembangan sarana transportasi di dunia. Saat saya masuk ke ruang cinema, sudah ada beberapa pengunjung yang asyik menikmati film yang diputar, ada pula pengunjung yang tertidur di deretan bangku paling belakang. Sayang, gambar film yang ditayangkan masih hitam putih, sehingga kurang menarik bagi kedua anak saya. Tak lama berada di dalam cinema, mereka sudah mengajak keluar dan melanjutkan perjalanan menuju area yang lain.

Pokoknya tidak rugilah membayar mahal untuk masuk ke museum ini. Satu tips dari saya jika Anda ingin mengunjungi museum ini adalah sediakan ruang yang cukup banyak pada penyimpan ponsel Anda dan pastikan baterainya penuh, karena banyak sekali hal yang pasti ingin Anda abadikan jika mengunjungi museum ini. Tips kedua adalah, datanglah lebih awal sehingga pengunjung belum terlalu ramai dan Anda bisa puas melihat-lihat dan mengambil gambar tanpa terganggu lalu lalang pengunjung. Saya sendiri masuk sekitar pukul 12.45 dan baru menjelang pukul lima sore meninggalkan area museum. Itupun anak-anak bilang masih belum puas, masih ingin menjelajah lagi. Tak perlu khawatir dengan masalah perut. Terdapat beberapa toilet yang bersih di dalam area museum, mushola juga ada. Jika haus atau lapar, ada beberapa gerai yang menjajakan makan dan minum, gerai yang menjual souvenir pun ada. 

Pelajaran terpenting yang saya dapat dari museum angkut adalah bahwa sarana transportasi yang paling canggih itu adalah UANG, karena dengan uang kita bisa bepergian kemanapun yang kita inginkan.

img-20171009-134826-59e0807c147f961a9d609f42.jpg




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline