Bagian kedua dari The7Awareness Training adalah "Awareness of silence", tidak hanya cukup sebatas "The power of mind" atau mindset, namun yang jauh lebih penting adalah 'Stoping of mind", ada kalanya seorang pemimpin melampaui efektifitas dengan berhenti berpikir kritis dan analitis.Seperti halnya pembukaan The7Awareness (Gramedia, 2010), bahwa ada dua pengetahuan pertama adalah pengetahuan logis dan kedua adalah pengetahuan intuitif, seorang pemimpin harusnya mampu menyeimbangkan keduanya, ada waktunya kapan mengaktifkan "The power of mind" dan harus tahu kapan waktunya justru tidak membutuhkan "logika" dan "serba masuk akal".
Dalam The7Awareness (Gramedia, 2007) dan The Heart of 7 Awareness (Mizan, 2010) dijelaskan bahwa 'Awareness of thinking" adalah modalitas manusia yang sangat penting, hal ini bisa melesatkan dan menyesatkan , bagi siapa saja yang bisa mengendalikan pikiranya akan menemukan jalan melesatkan potensi-potensi dirinya, namun sebaliknya bagi yang gagal mengendalikan pikiranya akan terjebak oleh kotak-kotak yang ditimbulkan oleh diirnya sendiri. Stoping of mind, waktunya membiarkan pikiran sejenak beristirahat dan diisi oleh hal-hal baru yang menimbulkan emosi positif dan cahaya dalam hati, seperti aforsime penting bab kedua The7Awareness yaitu "Keheningan itu sangat indah, jangan pernah memecahkanya apabila anda tidak bisa memperbaikinya".
Para pemimpin hebat adalah mereka yang tidak hanya mengandalkan kemampuan berpikir logis dan kritis namun mereka menguasai pikiran intuitif yang imajinatif dan spiritualitif, bahkan seringkali keputusan-keputusan penting ditemukan dan ditentukan oleh seseorang yang penting dalam keadaan hening dan tenang. Ketika tidak ada yang memberikan bisikan-bisikan yang justru menjatuhkan. Setiap keputusan yang diambil dalam keadan jernih dan tenang akan memberikan hasil yang baik di masa depan yang panjang.
Waktunya kita menemukan pintu-pintu peluang yang ditemukan dari keheningan hati dan kejernihan pikiran , salam damai dari kesadaran diri sendiri (Naqoy Point center, Serpong)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H