Lihat ke Halaman Asli

Naomi Nur

Mahasiswa

Gen Z: Tersandera Tanggung Jawab Ganda, Tetap Kuat di Tengah Tekanan?

Diperbarui: 24 September 2024   19:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diri ku dan pekerjaan ku | sumber gambar : pixabay.com/Mohamed_hassan

Generasi Z, yang lahir di era digital dan tumbuh di tengah arus perubahan cepat, kini mulai merasakan beban yang sama dengan generasi pendahulu mereka: menjadi bagian dari sandwich generation. Di usia yang relatif muda, banyak dari mereka harus menanggung tanggung jawab ganda: merawat orang tua yang menua di satu sisi, sekaligus membangun kehidupan mandiri atau bahkan mendukung adik-adik yang masih bersekolah. Sebuah dilema yang menguji mental, emosi, dan finansial.

Tidak bisa dipungkiri, tekanan ekonomi dan sosial menjadi tantangan besar. Bagi Gen Z, di saat teman sebaya tengah merangkai impian pribadi dan meraih ambisi, mereka harus berhadapan dengan kenyataan pahit: kebutuhan untuk terus mendukung keluarga. Hal ini bukan sekadar beban finansial, tetapi juga tuntutan emosional menjadi pendamping bagi orang tua yang semakin rentan, sambil tetap berusaha menyeimbangkan kehidupan pribadi mereka yang sedang berkembang.

Teknologi dan media sosial, yang menjadi identitas kuat bagi generasi ini, seringkali memperparah situasi. Di tengah postingan kebahagiaan dan kesuksesan teman-teman mereka, perasaan terperangkap dalam tanggung jawab yang besar dapat terasa semakin berat. Tak jarang, muncul rasa iri, kelelahan mental, dan ketidakpastian tentang masa depan.

Namun, di balik semua tekanan ini, ada kekuatan yang luar biasa. Generasi Z dikenal dengan keberanian mereka dalam menyuarakan aspirasi, berbicara tentang isu-isu yang penting, termasuk kesehatan mental dan kesejahteraan keluarga. Mereka tidak segan untuk mencari bantuan, mendobrak stigma, dan membangun solidaritas dalam menghadapi tantangan ini.

Pada akhirnya, di tengah segala tuntutan ini, generasi Z terus bergerak maju. Mereka tak hanya menjadi penyambung hidup bagi keluarga mereka, tetapi juga harapan bagi diri mereka sendiri. Generasi ini, meski terhimpit, tidak pernah berhenti bermimpi, membangun jalan bagi masa depan yang lebih baik, baik bagi keluarga mereka maupun untuk diri mereka sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline