Lihat ke Halaman Asli

Naomi Nur

Mahasiswa

Di Balik Kompor Kampus, Pelayanan dan Pembentukan Karakter Mahasiswa BSK

Diperbarui: 20 September 2024   16:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dapur STT Satyabhakti Malang, Jawa Timur | Sumber gambar : dokumen pribadi/Naomi Sihite 

Sebagai mahasiswa BSK di STT Satyabhakti Malang, dibawah komando Ibu Indriana. Bekerja di dapur kampus adalah pengalaman yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Awalnya, saya pikir dapur hanya tempat memasak makanan. Tapi saya sadar bahwa dapur kampus adalah lebih dari sekadar tempat mengolah bahan makanan. Di balik kompor yang mendidih dan wajan yang penuh aktivitas, ada pelajaran hidup yang berharga dan pembentukan karakter yang luar biasa.

Di dapur ini, kami dipimpin oleh sosok-sosok yang luar biasa seperti Bu Siti Nasipah dan Bu Jumilah, yang bukan hanya mengajari kami cara memasak, tetapi juga menanamkan nilai-nilai penting dalam hidup. Ada pula kakak tingkat seperti Piter yang sering berbagi pengalaman, serta adik tingkat Naomi saya pribadi dan Natan, selalu membuat suasana kerja lebih hidup.

 Pengawas lapangan Siti Nasipah dan Jumilah |  Sumber gambar : https://dun-mint-f8djst.mystrikingly.com/

Pelayanan yang Tak Terlihat

Mungkin banyak yang berpikir bekerja di dapur hanyalah tugas sederhana---menyajikan makanan, membersihkan peralatan, dan memastikan semuanya di tempatnya dengan baik. Tapi, saya merasa pelayanan ini justru termasuk yang tulus, meskipun dilakukan di balik layar. Kami tidak berdiri di depan mimbar, tetapi apa yang dilakukan meskipun dalam bentuk kecil dari pelayanan kasih yang nyata.

Setiap kali saya merasa capek setelah beberapa jam berdiri, saya diingatkan bahwa pelayanan kepada Tuhan tidak selalu terlihat oleh orang lain. Namun, di mata Tuhan, setiap pekerjaan kecil yang dilakukan dengan hati tulus memiliki makna yang sangat besar.

Belajar di Tengah Panas dan Tekanan

Bekerja di dapur mengajarkan saya banyak hal. Mulai dari mengelola waktu dengan efisien hingga belajar bekerja di bawah tekanan. Ada momen-momen ketika semuanya terasa terburu-buru, terutama saat ada acara besar. Di sini, ketenangan dan fokus sangat dibutuhkan, dan saya harus belajar untuk tetap tenang meski suasana sedang panas, secara harfiah dan emosional!

Namun, di balik semua itu, saya merasakan bahwa dapur kampus adalah tempat pembentukan karakter. Ini bukan hanya tentang memasak makanan, menyiapkan bumbu, bersih-bersih dan lain lain. Tetapi tentang bagaimana kita mengelola stres, bekerja dalam tim, dan melakukan segala sesuatu dengan hati yang melayani. Kak Piter pernah berkata, "sebagai seorang anak BSK yang bekerja di dapur adalah pastinya ada rasa Suka, ada rasa capek. tapi dari pekerjaan BSK ini banyak yang saya dapati dan menjadi pengalaman bagi saya yang dimana sejujurnya saya tidak pernah melakukan hal-hal seperti itu yang biasa saya kerjakan di dapur. akan tetapi semenjak terhitung 4 semester (2 tahun ) saya menjadi anak BSK dapur banyak hal baru dan pastinya yang membentuk saya untuk menjadi hamba Tuhan yang nantinya. ketika saya terjun langsung di dunia pelayanan saya bukan hanya Melayani Jemaat saja tetapi saya harus dapat melakukan segala sesuatu dan tidak bergantung pada orang lain."

 mahasiswa BSK dapur | Sumber gambar : dokumen/Piter

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline