Apa yang ada di dalam benak kita jika mendengar kata belajar? Mungkin pikiran kita akan langsung membayangkan aktivitas yang tidak pernah terlepas dari buku, rumus-rumus matematika, menghafal materi, dan sebagainya. Sehingga membentuk pemikiran bahwa belajar merupakan kegiatan yang tidak menarik sama sekali. Lalu adakah metode belajar yang bertujuan untuk membuat peserta didik cerdas secara akademik namun dengan cara yang menyenangkan?
Pada dasarnya setiap materi pelajaran memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi sehingga terdapat pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu tetapi ada pula yang memerlukan alat bantu dalam penyampainnya. Alat bantu tersebut di sebut dengan media pembelajaran. lalu apa saja manfaat media pembelajaran? Secara umum media pembelajaran sendiri berfungsi untuk memudahkan pendidik menyampaikan informasi atau pengetahuan kepada peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian akan memperjelas penyajian materi yang awalnya kompleks dan abstrak akan menjadi lebih sederhana, konkrit, serta mudah dipahami. Selain itu melalui media yang menarik akan memotivasi siswa dalam belajar. Perkembangan teknologi saat ini juga diharapkan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. Banyak jenis media yang dapat dimanfaatkan baik media grafis, audio, maupun audio visual.
Film menjadi salah satu media audio visual yang banyak di gemari masyarakat tak terkecuali pelajar. Oleh karena itu film dapat dijadikan media untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan secara efektif dan variatif. Film akan menambah motivasi belajar peserta didik dan memberikan suasana baru dalam kegiatan belajar. Melalui tayangan film apa yang di pandang oleh mata dan yang di dengar oleh telinga akan lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa yang hanya bisa dibaca atau di dengar saja. Selain itu film juga mampu meningkatkan kemampuan otak kanan peserta didik melalui warna, musik, visualisasi, serta emosi yang ditayangan dalam film. Penting untuk diketahui bahwa pendidikan yang baik perlu menyeimbangkan kemampuan otak kiri dan otak kanan. Selama ini pembelajaran lebih dominan menggunakan otak kiri sehingga tak heran belajar akan terasa melelahkan. Kemudian menurut para ahli metode pembelajaran yang variatif diyakini akan melahirkan hasil belajar yang lebih baik. Adapun kelebihan film sebagai media pendidikan yaitu film dapat menampilkan kejadian-kejadian sejarah sehingga peserta didik memiliki gambaran yang jelas mengenai peristiwa yang telah lampau misalnya mengenai sejarah proklamasi, film dapat mengatasi keterbatasan jarak dan waktu, film bagus untuk menjelaskan suatu proses misalnya proses penciptaan alam semesta, film dapat menarik perhatian anak, serta dapat memotivasi anak.
Tidak semua film dapat dijadikan materi pembelajaran, untuk itu penting bagi pendidik menyeleksi film mana yang relevan dan layak dijadikan media pembelajaran. Penayangan film juga harus memperhatikan target penontonnya, tentu saja film yang diberikan untuk setingkat SD akan berbeda dengan peserta didik di tingkat SMP ataupun SMA. Misalnya untuk setingkat SD dapat ditayangkan film yang ringan dan menghibur namun mengandung nilai-nilai yang mendidik seperti animasi atau film laskar pelangi dimana dalam film tersebut mengandung nilai moral tentang persahabatan, solidaritas, serta usaha untuk menggapai cita-cita. Sedangkan untuk tingkat menengah atas dapat ditayangkan film edukasi yang tingkatannya lebih tinggi, sebagi contoh film Di Balik 98 di mana dalam film tersebut mengilutrasikan peristiwa politik di Indonesia yang terjadi pada masa orde baru tahun 1998, atau film yang menggambarkan biografi tokoh inspiratif misalnya Tjokroaminoto dan sebagainya.
Dalam kaitannya dengan aspek kognitif, peserta didik akan memperoleh pengetahuan atau informasi dari film yang ditayangkan. Kemudian aspek afektif erat kaitannya dengan emosi, sikap atau nilai peserta didik terhadap tayangan film tersebut. Yang selanjutnya terlihat pada aspek psikomotorik peserta didik yaitu sikap nyata yang dilakukan peserta didik setelah menyaksikan film edukasi tersebut. Dalam menayangkan film kepada peserta didik juga harus memperhatikan beberapa hal yaitu : pendidik harus mampu memilih film sesuai dengan target penonton film untuk tingkat dasar tentu berbeda film untuk peserta didik tingkat menengah, selanjutnya pendidik harus mampu menyesuaikan film dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan, di akhir tayangan film pendidik dapat me-review kembali dengan mengajukan pertanyaan atau mempersilahkan peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya terkait dengan film yang di tayangkan. Sehingga proses pembelajaran berlangsung dua arah antara pendidik dengan peserta didik, hal ini juga bermanfaat untuk melatih keaktifan siswa.
Secara umum penggunaan media pembelajaran seperti film masih jarang digunakan, mungkin hal ini juga di pengaruhi terbatasnya ketersediaan media yang akan diperlukan seperti computer, LCD atau ketersediaan film itu sendiri. Meskipun begitu proses pembelajaran menggunakan film dapat dijadikan alternatif selain proses pembelajaran secara konvensional dimana pendidik atau guru menyampaikan materi secara verbal kepada peserta didik. Melalui media pembelajaran seperti film materi (pengetahuan) yang disampaikan guru akan lebih mudah diterima oleh siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H