Lihat ke Halaman Asli

Amankah Orang Kurus dari Bahaya Serangan Jantung?

Diperbarui: 24 Oktober 2017   20:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Jaman sekarang banyak orang yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat sehingga banyak penyakit yang menghinggapinya, salah satunya adalah serangan jantung. Serangan jantung mungkin kerap kita dengar sebagai penyakit yang mendadak dan bisa terjadi saat kita tidur. Banyak orang yang menyebut serangan jantung sebagai "Sillent Killer".

Serangan jantung adalah gangguan yang terjadi bila pasokan darah ke jantung terhambat. Jika seseorang mengalami serangan jantung, Ia harus ditangani secepatnya agar darah dapat kembali mengalir ke jantung dan sirkulasi darah tidak terganggu. Serangan jantung akan berakibat kematian bila terlambat ditangani. Namun apabila pembaca terdapat dalam situasi seseorang terkena serangan jantung namun rumah sakit jauh, Anda dapat memberikan obat aspirin kepada penderita untuk mengencerkan darahnya.

Saat pasokan darah menuju ke jantung mengalami gangguan, otot jantung juga akan mengalami kerusakan seiring gangguan tersebut. Otot jantung bekerja secara terus menerus memompa darah sehingga ditandai adanya detak jantung. Selain itu cara kerja otot jantung akan berjalan baik apabila supplai darah dalam jumlah cukup. Sehingga bila seseorang mengalami serangan jantung yang berarti pasokan darah ke jantung terhambat maka akan menyebabkan cara kerja otot jantung terganggu yang dapat mengakibatkan kerusakan otot jantung pula.

Serangan jantung memiliki beberapa gejala yang bisa kita rasakan seperti sesak napas, kecemasan yang berlebih, merasa pusing dan lemah, nyeri di bagian dada. Terdapat juga gejala-gejala serangan jantung saat tidur seperti susah tidur nyenyak, detak jantung yang tidak normal, keringat yang berlebihan, dan tubuh merasa sakit. Namun kebanyakan juga tidak khusus dapat dikatakan gejala serangan jantung. Seperti keringat berlebihan di malam hari, hal tersebut juga kadang dianggap sebagai gejala menopause pada wanitta padahal bisa menandakan gejala serangan jantung.

Terhambatnya aliran darah ke jantung dapat disebabkan karena beberapa hal yaitu merokok, tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, usia seseorang dan keturunan. Pada anggapan masyarakat sekarang, orang-orang yang memiliki bobot badan yang berat yang akan terkena serangan jantung. Namun sebenarnya, orang yang kurus atau memiliki bobot badan yang kecilpun juga dapat mengalami serangan jantung itu sendiri.

Masyarakat sering menganggap orang gendutlah yang dapat terkena serangan jantung karena salah satu faktor penyebab serangan jantungnya yaitu diabetes dan kolesterol tinggi. Namun tidak semua orang yang diabetes dan kolesterol tinggi memiliki bobot yang besar. Kolesterol sendiri adalah senyawa lemak yang berlilin yang dihasilkan oleh hati dan kadang diperoleh dari makanan yang disebar melalui pembuluh darah. Kolesterol sejatinya dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk sel-sel baru, mencerna lemak, menghasilkan hormon, dan menghasilkan vitamin D.  Hati memproduksi kolesterol sesuai dengan apa yang kita makan dan aktivitas tubuh kita. Apabila aktivitas tubuh kita banyak maka akan banyak juga kalori yang terpakai sehingga lemak dan kolesterol akan semakin sedikit. Jadi bila seseorang kolesterol belum tentu Ia gendut, kita juga harus melihat dari sisi aktivitas tubuhnya.

Namun sebenarnya penyebab serangan jantung bukan hanya kolesterol tinggi dan diabetes. Penyebab serangan jantung yang dapat terkena pada orang kurus adalah merokok. Sekarang sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat awam untuk merokok, walau sudah banyak palang tentang bahaya merokok di jalan-jalan raya. Orang yang merokok tidak memandang bobot badan mereka, baik kecil maupun besar. Merokok dapat meningkatkan resiko serangan jantung khususnya pada wanita yang sedang mengkonsumsi pil KB. 

Dalam rokok, terdapat bahan kimia seperti nikotin, tar, benzene, sianida, methanol, ammonia, cadmium, dan arsenik. Salah satu bahannya yaitu Nikotin dapat meningkatkan resiko penggumpalan darah. Sedangkan pil KB dalam dosis tinggi dapat menyebabkan pembekuan darah dan dengan merokok justru menyebabkan penggumpalan darah. Oleh karena darah yang menggumpal, menyebabkan jantung terus dipaksa bekerja memompa dan dapat menyebabkan sakit dada hingga serangan jantung. Namun pria yang merokok juga sama-sama beresiko untuk terkena serangan jantung dua kali lebih besar daripada yang tidak merokok.

Penyebab lain dari serangan jantung adalah diet yang ketat. Banyak remaja jaman sekarang yang berlomba-lomba mendapatkan badan yang langsing dengan cara diet. Diet ketat mampu membuat badan kurus dan terlihat indah. Padahal diet yang ketat dapat berakibat buruk. Mari kita samakan persepsi bahwa diet ketat adalah diet yang melakukan pengurangan kalori sebesar 1.200 kalori dengan tidak memakan apapun seharian. Hal tersebut tidak baik bagi kerja jantung. Dengan diet ketat dapat melemahkan kinerja jantung. 

Kinerja jantung yang melemah akan mengakibatkan penyakit jantung koroner, apabila sudah hingga menghambat akan menyebabkan serangan jantung. Padahal syarat dari diet yang baik adalah meningkatkan metabolisme tubuh. Diet yang baik bagi jantung adalah dengan tetap makan makanan tinggi serat rendah lemak seperti sayuran dan buah-buahan. Sehingga orang kurus karena berdiet dapat terkena serangan jantung juga.

Penyakit bawaan yang turun menurun juga bisa menjadi penyebab serangan jantung di kalangan orang-orang kurus. Penyakit tersebut adalah jantung koroner. Jantung koroner adalah penyakit dimana pembuluh darah yang menyuplai darah ke jantung mengalami gangguan. Pembuluh darah akan mengalami penyempitan yang disebabkan oleh plak (kolesterol), hingga menyebabkan sesak napas dan bila terjadi hambatan total pasien akan terkena serangan jantung. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline