Lihat ke Halaman Asli

Angka Kematian Ibu Indikator Derajat Kesehatan Negara

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Angka Kematian Ibu merupaka salah satu indikator derajat kesehatan negara, disebut demikian karena angka kematian ibu (AKI) menunjukkan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan. Tingginya AKI dan lambatnya penurunan angka ini menunjukkan bahwa pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sangat mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanannya.

Menurut WHO kematian ibu melahirkan (maternal death) adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cedera dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.

Tercatat dalam data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) bahwa pada tahun 2012 angka kematian ibu yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas sebesar 359 per 100.000 kehiran hidup. Angka tersebut masih jauh dari target pemeritah yakni menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Menurut hasil kajian kinerja IGD Obstetri-Ginekologi dari RSUP Cipto Mangunkusumo, yang merupakan RS rujukan nasional di Jakarta, lima besar penyebab kematian ibu adalah perdarahan, eklampsia, sepsis, infeksi dan gagal paru.

Salah satu cara untuk menurunkan angka kematian ibu di Indonesia adalah dengan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan difasilitas pelayanan kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, atau yang lainnya serta tenaga kesehatan yang terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter umum, dan bidan. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun 2013 adalah sebesar 90,88%. Cakupan ini terus menerus meningkat dari tahun ke tahun. Sementara itu jika dilihat dari cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih menurut provinsi di Indonesia pada tahun 2013, tiga provinsi dengan cakupan tertinggi adalah provinsi Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara. Sedangkan tiga provinsi dengan cakupan terendah adalah Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Kondisi sosial budaya dimasing-masing daerah turut memberikan konstribusi tingginya angka kematian ibu. Kemungkinan tersebut terjadi karena masih banyaknya daerah, terutama daerah terpinggir dan terpencil, mempercayai dukun dan bukan tenaga ahli sebagai penolong persalinan. Berdasarkan data Riskesdas 2013, penolong saat persalinan dengan kualifikasi tertinggi dilakukan oleh bidan, kemudian oleh dokter, lalu non tenaga kesehatan.

Kondisi ini ditunjang pula dengan keadaan sosial ekonomi sebagian masyarakat yang masih berada dibawah garis kemiskinan, tidak meratanya fasilitas kesehatan, dan tenaga kesehatan yang tersebar tidak merata di seluruh wilayah Indonesia. Sampai saat ini Pemerintah masih berupaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi Ibu dan Anak, salah satunya dengan program EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival) yaitu sebuah kerjasama Kementrian Kesehatan RI dan USAID selama lima tahun (2012-2016) dalam rangka mengurangi angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Program ini dilakukan ntuk mendukung Pemerintah dalam menjalin koordinasi dengan Organisasi Masyarakat Sipil, fasilitas kesehatan publik dan swasta, asosiasi rumah sakit, organisasi profesi, dan sektor swasta, dan lain-lain guna mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia.

Dengan adanya program tersebut, diharapkan terdapat penurunan angka kematian ibu yang signifikan di Indonesia. Sehingga dapat meningkatkan angka indeks kesehatan masyarakat Indonesia yang sampai saat ini masih dirasa rendah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline