Isu lingkungan kini menjadi salah satu hal yang difokuskan dan terus dibahas dimana - mana. Seperti isu ini telah memiliki sebuah “agenda” untuk di bahas rutin dimana - mana terlebih pada awal mula abad 21. Banyak pihak terus membicarakan mulai dari ilmuan hingga LSM pun terus membicarakan mengenai masalah lingkungan yang salah satunya adalah Perubahan Iklim karena dampaknya sangat terasa sampai ranah global. Isu ini yang awalnya sebagai low politics semakin bertambahnya waktu dan banyaknya hal yang terjadi yang menarik banyak perhatian kaum - kaum elite global menjadikan isu ini sebagai isu high politics.
Seperti yang kita ketahui sekarang bahwa konsumsi energi yang tidak dapat diperbaharui semakin menjadi - menjadi. Semakin majunya zaman juga mendorong majunya teknologi namun di samping itu banyak sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak dan batu bara terus terpakai dan bahan - bahan itu pula yang menjadi penyebab kerusakan lingkungan. Masalah utamanya yaitu pemanasan global dan juga perubahan iklim. Terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim ini disebabkan oleh zat sisa pembakaran dari kedua hal tersebut akan melepas gas efek rumah kaca dan berimbas pada menaiknya suhu di bumi dan mendorong terjadinya perubahan iklim.
Harian Kompas pada 06 Januari 2022 menyatakan bahwa Indonesia bisa rugi RP. 544 Triliun hingga 2024 karena dampak dari perubahan iklim yang terjadi. Direktur Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Medrilzam menyatakan, bahwa perubahan iklim global memberikan dampak pada negara Indonesia dan proyeksi perubahan iklim di Indonesia pun kurang baik. Karena peningkatan suhu bumi yang menyebabkan pemanasan global, gelombang tinggi sangat berdampak pada para nelayan dan juga masyarakat yang berada di pesisir pantai pun rawan terkena bencana. Peningkatan suhu juga dapat membuat cuaca menjadi ekstrim dimana akan terjadi banyaknya bencana seperti longsor dan banjir hingga kekeringan yang menyebabkan kebakaran hutan. Tentu saja itu membawa dampak buruk bagi Indonesia dan berdampak pada produktivitas dibidang pertanian dan perikanan yang dapat turun secara drastis.
Lalu cara untuk melawan dampak dari perubahan iklim, Indonesia perlu melakukan ekonomi hijau. Bahkan Medrilzam menyatakan bahwa Indonesia sulit untuk menjadi negara maju seperti yang pernah dimaklumatkan oleh presiden Joko Widodo jika tidak menerapkan ekonomi hijau. Ekonomi hijau merupakan salah satu rancangan pembangunan yang dapat mencegah terjadinya perubahan iklim agar lingkungan di negara Indonesia tidak rusak. Jika tidak melakukan pembangunan dengan ekonomi hijau, maka bisa akan sulit rasanya Indonesia menjadi negara maju dan tetap menjadi negara dengan pendapatan menenga karena pendapatan per kapita Indonesia tak akan mencapai target 12.000 dollar AS-13.000 dollar AS. Dan ternyata pertumbuhan 5% pun belum dapat mendorong pendapat per kapita negara Indonesia. Maka dari itu, selain Indonesia bertujuan untuk terus menjaga lingkungan dari dampak perubahan iklim global yang terjadi, Indonesia juga menciptakan lapangan kerja baru dan terus melakukan pembangunan yang dapat dikatakan aman dan tidak akan merusak lingkungan.
Seperti yang diketahui bahwa isu perubahan iklim ini sering kali dikaitkan dengan isu - isu sentral politik dunia ( world politics) yang mendampingi agenda klasik yaitu isu keamanan dan ekonomi, terlebih isu perubahan iklim yang terjadi di ranah global ini berimplikasi pada perekonomian di Indonesia. Strategi yang dilakukan Indonesia juga didukung oleh pemikiran yang mengajak semua pihak untuk tidak menilai isu perubahan iklim menjadi sebuah masalah lingkungan namun juga terkait bagaimana cara untuk melakukan pembangunan dan investasi.
References :
Budi Winarno, 2014. Dinamika Isu-Isu Global Kontemporer. Yogyakarta: CAPS (Center Of Academic Publishing Service).
Aprillia Ika, 06 Januari 2022 [ KOMPAS] Dampak Perubahan Iklim, Indonesia Bisa Rugi Rp 544 Triliun hingga 2024 [online] Retrieved From
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H