Lihat ke Halaman Asli

Kurikulum Merdeka: Manajemen Diri dengan Puisi

Diperbarui: 4 Juli 2024   13:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kurikulum Merdeka:  Manajemen Diri dengan Puisi


Oleh Naning Sulbiyati

            Urgensi kompetensi manajemen diri bagi murid diera kurikulum merdeka pada jenjang SMA menjadi sebuah kebutuhan. Sebab kesejahteraan psikologis (well-being) akan menciptakan suasana yang aman dan nyaman dalam pembelajaran, sehingga murid dapat belajar dengan senang dan bahagia. Suasana terbaik untuk anak menjadi pertimbangan utama.

Dalam konteks Kurikulum Merdeka  yang memiliki tujuan untuk menghasilkan generasi yang unggul dan berdaya saing global, integrasi pembelajaran sosial-emosional menjadi sangat penting. Ini tidak hanya membantu siswa dalam pengembangan karakter dan kepribadian, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menjadi individu yang berkontribusi positif dalam masyarakat dan berinteraksi secara harmonis dalam lingkungan global yang semakin kompleks.

Manajemen diri  merupakan bagian integral dari Kurikulum Merdeka, yang menekankan pentingnya pengembangan keterampilan sosial, emosional, dan psikologis siswa sebagai bagian dari pendidikan holistik. Pembelajaran yang mengintergrasikan Kompetensi Sosial Emosional  membantu siswa membangun keterampilan dalam berkomunikasi dengan lingkungan sekitar, berkolaborasi dengan teman, bekerja dalam tim, dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Ini mendukung kemampuan siswa untuk membangun kerja sama secara efektif dalam lingkungan yang beragam dan global.

Dengan manajemen diri dan pengelolaan emosi dengan baik, siswa dapat menghindari perilaku negatif seperti bullying atau intimidasi, kekerasan, atau penggunaan narkoba. Siswa juga lebih cenderung memilih untuk mengambil keputusan yang lebih baik secara sosial dan moral. Integrasi manjemen diri membantu siswa mengembangkan nilai-nilai, etika, norma, dan karakter yang kuat.

Siswa belajar menghargai kejujuran, empati, tanggung jawab, dan integritas, yang merupakan dasar penting dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, kompetensi manajemen diri dan kesejahteraan psikologis wajib diimplementasikan dalam segala aspek pembelajaran, salah satunya melalui pembelajaran menulis puisi. Puisi, dengan kekuatannya dalam menggugah emosi dan menyampaikan makna, dapat menjadi alat yang sakti untuk pengelolaan emosi (emotional management) dan pengembangan diri (self-development). Melalui pembelajaran puisi, setiap siswa dapat menjelajahi dan melakukan perjalanan dalam dunia emosi mereka, meningkatkan kesadaran diri, dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola emosi secara efektif.

            Di tengah maraknya pembahasan tentang manajemen diri, maka pembelajaran menulis puisi hadir dengan membawa angin segar sebagai media untuk melatih pengelolaan emosi. Karena melalui pembelajaran menulis puisi tersebut, murid dapat memahami, menghayati, dan  mengelola emosi. Selain itu menulis puisi dapat menjadi alternatif terapi bagi murid yang memiliki masalah. Selama perjalanan mencari jati diri pada usia remaja jenjang SMA, tentu saja banyak kegelisahan yang terjadi karena beragam hal yang diinginkan tidak dapat terpenuhi semuanya.

            Remaja sangat senang bereksperimen, bereksplorasi dan memiliki banyak fantasi serta impian. Dengan berbagai dinamika kehidupan remaja tersebut,  maka puisi bisa membantu murid  dalam mengekspresikan emosi dan perasaan yang memenuhi jiwanya. Terutama bagi murid yang sulit mengungkapkan suasana hatinya dengan kata-kata. Menulis puisi juga memungkinkan murid untuk membuat analisis masalah atau peristiwa yang dialami, kemudian memproses pengalaman batinnya untuk  meningkatkan eksistensi dan keyakinan diri. Sehingga pembelajaran menulis puisi mampu membantu murid mengelola emosi untuk mengatasi stres dan kegalauan.

            Kepekaan dan daya empati murid juga terasah jika mereka dapat merasakan dan memahami perspektif orang lain dalam berbagai peristiwa yang menjadi objek penulisan puisi. Daya empati inilah yang dapat menuntun murid dalam mencari makna dan tujuan hidup mereka.  

            Memanfaatkan puisi sebagai sarana pembelajaran tidak hanya memperkaya pengetahuan dan wawasan tentang sastra, tetapi juga membuka peluang untuk menanamkan nilai-nilai manajemen diri (self-management) pada siswa. Adapun strategi pembelajaran puisi sebagai sarana mengelola emosi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misanya guru dapat memilih puisi yang tepat yang mengangkat tema-tema terkait manajemen diri, seperti pengendalian emosi, motivasi, ketahanan, dan optimisme. Guru harus menyesuaikan tingkat kesulitan puisi dengan usia dan kemampuan siswa serta mertimbangkan variasi genre dan gaya puisi untuk menarik minat dan memberikan pengalaman belajar yang lebih kaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline