Lihat ke Halaman Asli

Antara Pendidikan dan Keunggulan Bangsa

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

M Sjafei (dalam AA.Navis, 1996) memberikan contoh betapa penting dan berartinya pendidikan terhadap keunggulan suatu bangsa. Misalnya, bangsa Sparta pada 1000 tahun SM. Pada masa itu, bangsa-bangsa yang mendiami Balkan hidup terpencar dalam kota-kota kecil yang terpisah oleh gunung dan pulau-pulau. Mereka senantiasa dilanda perang saudara. Oleh karena itu, bangsa Sparta di bawah pimpinan Lycurgus, seorang pendidik, membangun kekuatan dengan system pendidikan militer yang keras sejak berusia 10 tahun. Akhirnya, Sparta disegani bangsa-bangsa di sekitarnya.

Contoh di atas bisa menjadi salah satu strategi pendidikan bangsa di masa sekarang dan mendatang. Kalau dicermati bersama bahwa pendidikan kita masih bermuara pada pendidikan kolonial, dimana pendidikan hanya terbatas pada pencetak “budak/pekerja” dan melanggengkan adanya kelas/ strata sosial. Bahkan tidak sebatas hanya pendidikan, paradigma pembelajaran masyarakat kita juga masih menganut paradigma kolonial.

Hal tersebut didasarkan pada sejarah pendidikan kita yang tidak lepas dengan politik etis/ politik balas budi oleh Kerajaan Belanda. Kerajaan Belanda memberikan kebijakan balas budi terhadap bangsa jajahannya yang telah membantu menghidupkan perekonomian kerajaan menjadi baik. Salah satu kebijakan tersebut adalah pendidikan.

Sistem pendidikan di jaman kolonial adalah sistem pendidikan yang membedakan antara kelompok priyayi dan rakyat jelata. Pendidikan ini lebih menekankan pada mereka kaum priyayi dan yang punya uang. Tujuan pendidikan ini lebih menekankan pada terbentuknya para pegawai untuk kepentingan bangsa Belanda. Dan hal ini ternyata berlanjut hingga jaman kemerdekaan, entah sadar atau tidak, telah terbentuk watak masyarakat kita yang menekankan meraih pendidikan hingga tinggi hanyalah untuk menjadi pegawai.

Masyarakat menganggap pendidikan seseorang akan berhasil bila mereka menjadi pegawai/karyawan negeri maupun swasta. Bagi mereka yang lulus hanya sebatas menjadi wiraswasta atau bekerja di lingkungan rumah dianggap pendidikannya tidak berhasil.

Keunggulan Pendidikan Kita

Sudah saatnya pendidikan harus di ubah paradigmanya demi keunggulan bangsa kita. Pada era 70-an kita pernah memberikan bantuan guru ke Negara Malaysia. Tetapi sekarang sebaliknya, masyarakat kita banyak yang belajar ke negara jiran tersebut. Lalu, apa sesunguhnya yang mampu kita ungulkan dari bangsa kita? Sebenarnya, jika kita sadar akan potensi kekayaan yang ada, tentunya kita sudah menjadi negara yang maju dan unggul, tigak menjadi bangsa yang hanya mampu mengirim“babu”ke negara lain. Sayangnya, hingga sekarang bangsa kita ternyata bukanlah termasuk bangsa yang ‘sadar’ dan peduli pada potensi kekayaannya sendiri.

Kita memiliki makanan khas tempe, ternyata sudah di patenkan oleh Jepang. Kita memliki banyak pulau tetapi banyak yang diambil alih oleh negara tetangga. Kita memliki banyak professor dan doktor tetapi banyak bekerja luar negeri karena di negara sendiri tidak di hargai. Negara kita justru lebih dikenal karena banyaknya bencana, korupsi dan TKI yang terbelakang pendidikannya. Jiwa nasionalisme bangsa kita sudah luntur, ini semua tidak lain merupakan salah satu hasil pendidikan kita yang belum berorientasi pada kepentingan negara dan bangsa.

Di sisi lain, pendidikan khususnya sekolah kita yang mati-matian membanggakan diri para prestasi peringkat sekian UN. Sekolah mengunggulkan Olimpiade (Matematika, fisika dll). Padahal , paradigma olimpiade adalah keunggulan dan liberalisme. Yang kuat menang. Berapa anak yang bisa mencapai itu? Apa efeknya pada pendidikan kita secara keseluruhan? Kita terpaksa menerima ini, dalam rangka meraih harga diri sebagai bangsa (Haidar Bagir dalam Teacher Guide V.01 edisi.02.07).

Strategi Pendidikan Kita

Berawal dari keadaan dan masalah yangbangsa kita hadapi saat ini, perlu kiranya memperbaruhi strategi pendidikan yang telah terlaksana. Hal ini bisa kita dasarkan pada potensi yang bangsa kita miliki. Pertama, bangsa dan negara kita terdiri banyak pulau dan lautan yang luas yang memerlukan pengawasan tinggi. Disini kita memerlukan dibangunnya kembali sekolah-sekolah militer untuk memperbanyak dan menambah pengetahuan tentara kita yang menjaga khususnya pulau-pulau terluar agar tidak mudah di ambil alih negara tetangga dan tidak diremehkan oleh negara lain karena kita memiliki system pertahanan yang kuat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline