Lihat ke Halaman Asli

Kisah Horor Rumah Terpencil Dekat Jembatan Kecil

Diperbarui: 4 November 2020   00:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Liburan semester ini kita ke mana? Pertanyaan yang selalu berulang bagi kelompok kami namun tidak pernah membosankan untuk dijalani, bukan? Sheryn menawari untuk berlibur di vila leluhurnya.

"Wah, angker nggak?" spontan pertanyaan itu meluncur begitu saja.

"Kalau itu yang Kamu tanyakan, bergantung sugesti deh," jawab Sheryn sambil seolah mengingat sesuatu.

"Vila itu ada penjaganya kan? Walaupun dibangun sejak zaman Belanda?" tanya Mita menatap Sheryn yang segera mengangguk.

"Mengapa kamu terdiam, Ryn?" tanyaku melihatnya masih melamun.

Ia pun duduk di sebelahku, satu-satunya tempat kosong yang ada. Setelah menghela napas sebentar, ia pun memulai bercerita.

"Dulu nenek buyutku memiliki sahabat yang berhutang kepadanya. Belum sempat dibayar, datanglah perang dunia kedua. Pisah deh mereka sampai puluhan tahun."

"Terus?" tanyaku.

"Terus...terus...memang mau parkir?" sahut Jini.

"Terus? Sekitar tahun enampuluhan, beliau menerima kabar bahwa temannya itu tinggal di Jepang."

"Ingin berkunjung sekalian nagih utang nggak?" goda Mita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline