Lihat ke Halaman Asli

Dibalik Sisi Negatif Pasti Ada Sisi Positif (Kongres Poligami)

Diperbarui: 4 April 2017   17:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dengan diselenggarakannya kongres Poligami pada hari senin,20 april 2015 di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur . yang mengatas namakan diri mereka sebagai Poligami Sakinah Group (PSG), beranggotakan 300 keluarga poligami. Kongres tersebut dijadikan ajang silaturahmi dan juga sebagai ajang musyawarah untuk menetralkan stigma negatif masyarakat terhadap poligami, jika menurut masyarakatpoligami merupakan sumber masalah dari keluarga,di dalam kongres ini ,meluruskan pandangan bahwa poligami bukan menjadi sumber masalah,justru karena poligami menjauhkan manusia dari perzinaan ,perselingkuhan yang semakin marak di masyarakat. Jamaah Taadud Sakinah sekaligus mendesak pemerintah agar memudahkan proses poligami. Karena selama ini pemerintah terkesan mempersulit izin poligami meski istri pertama mengizinkan. Dampaknya pelaku poligami memilih nikah sirri dengan istri mudanya. Hal itu dapat berakibat pada tidak jelasnya status anak hasil perkawinan sirri di mata negara. Anak mereka tak bisa memiliki akta kelahiran karena orangtuanya tidak mengantongi akta nikah

Para anggota PSG ini tidak hanya berasal dari Mojokerto, tetapi juga dari berbagai daerah di Indonesia. Di antaranya, Solo, Jepara, Semarang (Jawa Tengah), Jombang, Madura, Pasuruan, Malang, Probolinggo (Jawa Timur), Tasikmalaya, Bandung (Jawa Barat), Medan (Sumatera Utara), Lampung, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan DKI Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, beberapa pelaku poligami yang didominasi pengasuh pesantren itu mengajak serta istri-istri mereka.

Poligami tidak selamnya negatif yang telah kita ketahui bahwa poligami dapat mengakibatkan tekanan social ,masyarakat menganggap buruk pelaku poligami, Mendapat tekanan legal ( bagi pegawai negeri: bahwa poligami dilarang) ,Mendapat tekanan ekonomis ( diperlukan biaya besar untuk memadu) ,ditakutkan tidak bisa berperilaku adil .tetapi poligami juga memiliki sisi positif diantaranya Terhindar dari maksiat dan zina ,untuk meperbanyak keturunan ,Melindungi para janda, perawan tua dan kelebihan perempuan ,Kebutuhan sex suami terselesaikan saat istrinya melahirkan, haid, sakit, uzur dll , Istri terpacu untuk melakukan yang terbaik bagi suaminya karena ada yang lain, Melatih kesabaran dan menekan egoisme ,Anak yang dilahirkan menpunyai legal formal ,Status yang jelas bagi perempuan. Kalau tidak diperbolekan poligami justru akan mengakibatkan Maksiat ,zinah merajalela ,Ketertindasan perempuan ,Anak-anak lahir tanpa status yang jelas, sehingga nafkahnya dan hak warisnya terabaikan dan lebih mirisnya lagi perlakuan Aborsi dimana-mana.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline