Lihat ke Halaman Asli

Netralitas Media terhadap Tahun Politik

Diperbarui: 27 Mei 2018   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Netralitas media massa, media online dan media elektronik dalam melakukan fungsinya sebagai penyampai informasi yang aktual harus dilakukan dengan cara yang berimbang. Penayangan yang berhubungan dengan transformasi ataupun sosialisasi visi dan misi dari partai politik pendukung pasangan calon yang didukungnya. Pemberitaan yang positif atau negatif tentang pasangan calon akan sangat mempegaruhi penilaian masyarakat terhadap calon yang diberitakan.

Oleh karena itu, media televisi menjadi salah satu media yang sangat tepat untuk mempengaruhi orang awam. Dengan televisi, kampanye mampu menjangkau orang-orang yang cacat sekalipun seperti tuna netra dan tuna rungu. Bagi mereka yang tak dapat melihat, bisa menikmati dengan mendengar, begitu juga bagi yang tak dapat mendengar dapat menikmatinya dengan melihat gambar.

Selain faktor aktualitas, televisi dengan karakteristik audio visualnya memberikan sejumlah keunggulan, diantaranya mampu menyampaikan pesan melalui gambar dan suara secara bersamaan dan hidup

Sehingga menurut Mc Quail, secara umum media massa memiliki berbagai fungsi bagi khalayaknya yaitu pertama, sebagai pemberi informasi; kedua, pemberian komentar atau interpretasi yang membantu pemahaman makna informasi; ketiga, pembentukan kesepakatan; keempat, korelasi bagian-bagian masyarakat dalam pemberian respon terhadap lingkungan; kelima, transmisi warisan budaya; dan keenam, ekspresi nilai-nilai dan simbol budaya yang diperlukan untuk melestarikan identitas dan kesinambungan masyarakat.

Namun media massa seharusnya juga menjadi sarana pencerahan dan transformasi nilai-nilai kebenaran agar masyarakat dapat melihat secara apa adanya. Media sebaiknya tidak memunculkan kesan yang terlalu menilai atau keberpihakan kepada salah satu calon saja karena ada "sesuatu" yang dijanjikan.

Seharusnya media menyampaikan informasi yang sebenarnya, jelas hitam putihnya. Sehingga masyarakat tidak terjebak pada pilihan mereka, karena persoalan Pilkada maupun pemilu nanti adalah persoalan masa depan lima tahun ke depan. Media harus mampu bersikap objektif dalam penayangan berita.

Masyarakat saat ini sudah cerdas dan melek informasi. Karenanya media-media yang berpihak kepada kandidat atau calon akan bisa diketahui dan dibaca oleh masyarakat. Itu sebabnya, netralitas media massa sangat diharapkan terutama menjelang Pilkada serentak 2018.

Sehingga masyarakat dapat memperoleh informasi yang benar. Netralitas wartawan dan media massa sangat menentukan siapa nantinya calon yang akhirnya dipilih oleh masyarakat untuk memimpin Sumut lima tahun ke depan, pemimpin yang layak di daerahnya masing-masing.

Jika media tidak hati-hati atau karena kepentingan terselubung, media akan terjebak dalam pemberitaan satu kandidat saja dan masyarakat saat ini sudah 'pintar' dalam menyikapi pemberitaan sebuah media. Wartawan, media massa dan media elektronik pastilah memiliki kepekaan dalam menyajikan pemberitaan terhadap calon-calon yang muncul.

Dukungan secara pribadi terhadap salah satu kandidat sah-sah saja, hanya saja dalam penyajian berita media massa secara umum haruslah mengedepankan netralitas dan tidak berpihak hanya pada satu calon saja.

Media massa memiliki peran strategis dalam menyampaikan informasi akurat tentang pasangan calon yang maju dalam Pilkada serentak 27 Juni 2018 nanti. Siapa pun nantinya yang terpilih menjadi pemimpin lima tahun ke depan, tidak terlepas dari kedewasaan masyarakat untuk menentukan pilihan yang tepat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline