Tingkat kedewasaan seseorang tidak selalu berbanding lurus dengan usianya. Mereka yang lebih tua belum tentu lebih dewasa. Lalu , bagaimana mengukur tingkat kedewasaan seseorang?.
Kedewasaan secara intelektual dari segi ini kita dikatkan dewasa dilihat dari kemampuan kita membentuk pendirian. Artinya kita punya pendirian atau prinsip yang jelas sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh situasi yang menuntut kita untuk bersikap.
Baca juga: 3 Alasan Mengapa Kita Sulit Bertumbuh Menjadi Dewasa
Tapi tetap memperhatikan pendapat orang lain walaupun tidak bersandar pada pendapat itu. Kemampuan mengambil keputusan sendiri dengan tegas dan bebas berdasarkan bukti, alasan nyata dan nasihat baik dan orang lain, serta tanggung jawab dengan segala keputusan kita. Tidak bingung kalau ada masalah, tapi dianalisis sebab-sebabnya sehingga bias dicari kemungkinan --kemungkinan penyelesaikannya.
Menjadi dewasa bukanlah tugas yang mudah, karena kita dituntut untuk selalu bersikap dewasa. Dewasa menurut penulis harus mengelola perasaan, emosi, dan pikiran yang harus selalu jalan beriringan.
Kedewasaan tidak selalu berhubungan dengan umur, terkadang ada yang berumur tetapi selalu mengutamakan egonya sendiri.
Tapi, ada yang sebaliknya walaupun usianya masih muda, dia mampu mengelola perasaan, emosi, pikiran dan egonya yang rapi sehingga menjadi panutan orang sekitarnya.
Kedewasaan adalah proses perkembangan kepribadian. Karena proses, jadi tidak bias instant. Tidak kita hanya berdandan seperti orang dewasa terus jadi orang dewasa. Kedewasaan itu lebih ke sikap kita dalam menghadapi apapun.
Memang sih, yang umurnya lebih banyak dia akan lebih dewasa karena sudah mengalami banyak hal dalam hidup dan lebih banyak belajar dari pengalaman. Tapi nyatanya tidak selalu begitu, ini karena pendewasaan dalam prosesnya mengalami kemajuan, berhenti dan bahkan mundur.
Baca juga: Menjadi Tua Itu Pasti, tapi Menjadi Dewasa adalah Pilihan