Lihat ke Halaman Asli

Nanik Srisunarni

Mahasiswa Psikologi Islam UIN Surakarta

Dewasa Awal dan Konflik Masa Depan

Diperbarui: 10 Agustus 2021   19:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Masa dewasa awal adalah sebuah periode peralihan seseorang dari masa remaja. Secara umum dewasa awal dimulai dari usia 20 tahun hingga 40 tahun. Namun menurut Harlock usia dewasa awal diperkirakan dimulai dari usia 18 tahun hingga 40 tahun. Sedangkan menurut Erikson dewasa awal dimulai dari usia 19 tahun hingga usia 30 tahun.

Berbicara soal masa dewasa awal tentu kita dihadapkan pada persoalan kemanakah kita akan melangkah ke masa depan ? Tentu hal ini memicu tekanan tersendiri bagi sebagian orang terutama mereka yang tidak memiliki identitas diri (Self Identity), yaitu pemahaman akan identitas atau gambaran khas mengenai siapa dirinya. Berbeda dengan mereka yang sudah memiliki identitas diri yang kuat, mereka akan cenderung memiliki rasa optimis dalam menghadapi masa depan.

Lalu, seperti apakah optimis yang dimksud disini ? Optimis yang dimaksud adalah memiliki keberanian untuk selalu berubah menjadi lebih baik, berani mengambil resiko, berorientasi masa depan (futuristik), haus akan pengetahuan dan pengalaman baru dan masih banyak lagi. ,Sikap optimis dalam menghadapi masa depan ini bukanlah suatu bawaan lahir melainkan sesuatu yang dibentuk dan dikembangkan. 

Baik dengan cara memotivasi diri sendiri untuk selalu semangat, atau dengan cara bergaul dengan orang lain sebanyak mungkin melalui organisasi atau komunitas yang memiliki nilai positif. 

Diantaranya yaitu organisasi kemahasiswaan, Unit Kegiatan Mahasiswa, Komunitas-komunitas (contoh : Gerkatin, Komunitas Cinta Bangsa, Komunitas Seni, Komunitas menulis, dll) dan berbagai kegiatan lain yang bermanfaat.

Setelah seseorang menjadi optimis maka ia akan dapat memandandang berbagai cobaan dan hal-hal yang tidak ia harapkan sebagai suatu tantangan. Ia pun kan mampu mengeksplor banyak pengalaman dan mampu melatih daya juang dalam memecahkan masalah.

Selanjutnya ia akan memandang masa depan sebagai sesuatu yang menantang dan harus dilalui dengan rasa percaya diri dan bahagia. Maka dari itu kita perlu memiliki identitas diri yang kuat agar kuat pula keberaian dan kemantapan kita menyongsong masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline