(Foto Kiriman Saudara di Lahat)
Berdasarkan cerita adik ipar yang berasal dari Kabupaten Empat Lawang Sumatera Selatan, hasil perhitungan suara Pilkada yang dilaksanakan pada tanggal6 Juni2013 yang lalu ditetapkan bahwaJONLI Calon Nomor 2 (Joncik Muhammad dan Ali Halimi) memenangkan pemilihan Kepala Daerah di daerah tersebut dengan perolehan hasil suara sebanyak 63.527 suara mengalahkan Calon Nomor 2 (incumband) yaitu HBA-Syahril(BERHASIL) dengan suara yang diperoleh 62. 975 sedangkan nomor urut 3Samsul Bahri –Ahmad Fahruruzam (SABAR) hanya memperoleh suara sebanyak3.453 suara dari 129.955 suara sah.(Data diambil dari internet)
Rekapitulasi ini dilaksanakan di Kantor KPU Sumsel, Jakabaring Palembang Rabu 12 Juni 2013 karena kondisi di daerah Empat Lawang sendiri tidak kondusif.Awalnya perhitungan akan dilaksanakan di Kabupaten Empat Lawang itu sendiri namun karena terjadinya kerusuhan antar warga pasca perhitungan di setiap kecamatan makanya perhitungan dialihkan di Palembang dengan cara tertutup.Masa dari kedua belah pihak antara nomor urut1 dan nomor urut 2 sama-sama kuat dan adu kekuatan untuk melakukan kegiatan anarkhis, satu sama lain.
Menurut cerita adik ipar, 2 hari sebelum perhitungan suara telah terjadi baku hantam di sejumlah daerah di Empat Lawang ini dan tidak sedikit masyarakat pendukung dari kedua belah pihak jatuh korban satu sama lainnya, suasana begitu memanas, pemandangan masyarakat yang membawa pentungankayu besar, parang, golok dan arit bahkan ada yang membawa pedang, dan alat-alatlain untuk membuat rusuh daerah ini.Khusus daerah Muara Pinang Susana sangat mencekam karena daerah ini basisnyapendukung JONLI yang sudah banyak merayakan kemenangan atas perhitungan-perhitungan suaradidaerahnya, khawatir akan dicurangi, mereka semua selalu menjaga ketat surat kotak suara agar tidak dicurangi.
Namun dilain pihak ada juga pendukung dari nomor urut satu yang merasa daerahnya menang dalam basis mereka menganggap mereka masih punya kesempatan menang, mengingat perbedaan tipis antara kedua calon tersebut.
Kejadian kerusuhan ini bukan hanya kerusuhan biasa, sempat terjadi baku hantam dari pendukung ke duanya, dan bahkan ada salah seorang warga yang hampir putus tangannya karena dibacok warga lain, ada juga yang lehernya hampir putus karena saling bacok antar warga.Sungguh pilkada yang sangat mencekam ujar adik ipar saya menyaksikan foto-foto dan cerita-cerita dari saudara-saudaranya yang tinggal di sana.Sungguh mengerikan melihat dan mendengar cerita Pilkada seperti ini.‘
Cerita yang sangat menyedihkan pula bahwa sebelum pelaksanaan Pilkada, masyarakat melakukan taruhan alias judi diantara mereka, ada yang menggunakan taruhan uang, motor, mobil dan alat-alat kekayaan mereka lain, yang saling mempertaruhkan mana yang akan menang antara nomor urut 1 dan nomor urut 2, itulah basis terkuat Pilkada Empat Lawang periode ini.Pelaksana judi ini bukan saja dilakukan oleh para bapak, ibu-ibu didaerah inipun banyak yang melakukan taruhan atau judi juga diantara mereka.Sungguh Pilkada yang tidak sehat bahkan membawa sesat.
Beberapa komentar yang say a baca, Pilkada di daerah empat Lawang untuk masa yang akan datang dihapuskan saja, karena banyak yang putus tali persaudaraan akibat berbeda pilihan, saling bacok antar saudara karena kalah taruhan,bagi orang-orang yang sudah mengerti mereka sangat tidak menyetujui Pilkada dilakukan seperti di daerah Empat Lawang ini, mereka trauma melihat betapa manusia sudah mulai banyak yang tidak mengerti agama, tidak mengerti arti sebuah demokrasi dan tidak mengerti arti sebuah persaudaraan diantara sesame agama, sesame suku, ras dan daerah serta keturunan yang sama.Masing-masing egois mempertahankan semua pendapat mereka yang benar.
Semoga Pilkada-pilkada didaerah lain tidak seperti Pilkada yang terjadi di Empat Lawang ini. Begitulah tutur salah seorang komentator dari sebuah tulisan di mediacetak di Internet,Pelajaran bagi semua bahwa Indonesia dalam berdemokrasisudah mulai tidak sehat.Semua memaksakan kehendak dan tidakmau mengalah satu sama lain.Melakukan kecurangan-lecurang an untuk mendapatkan hasil-hasil yang tidak konsisten.Pemecahan masalah dengan cara-cara kekerasan sudah biasa dilaksanakan, tanpa mau melihat dampak yang terjadi akibat dari perlakukan tersebut.Hubungan saudara putus akibat berbeda pendapat.Masihkah Pilkada seperti ini akan terus terjadi di daerah-daerah lain?Kalau hal tersebut sering terjadi, sudah saatnya pemerintah membenahi lagi system demokrasi di Indonesia ini.Adakah cara lain untuk melaksanakan aspirasi masyarakat selain melakukan Pilkada langsung seperti ini. Bandingkan dengan system-sistem sebelumnya, mana yang mudoratnya terkecil.
Selamat kepada pemimpin yang terpilih, jangan berkecil hati kepada yang belum terpilih, semoga bisa saling menerima .Kalah dan menang merupakan suatu hal yang biasa dalam berdemokrasi, pengorbanan dalam bentuk harta, kedudukan, jabatan mohon tidak menjadikan diri lemah, jadikan semua tersebut sebagai amal jariah dan tetap menjalin persaudaraan satu sama lain.Hidup rukun berdampingan dan hindari semuakekerasan dan pemutusan tali persaudaraan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H