Lihat ke Halaman Asli

Nani

Fakultas Sastra Indonesia Universitas Pamulang

Unsur Instrisik Drama Menurut Arestoteles

Diperbarui: 23 Desember 2022   12:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tentu Anda sudah tidak asing lagi jika berbicara mengenai drama, bukan? Kita sering mendengar kata drama, namun banyak dari kita yang tidak mengetahui apa itu drama. Drama adalah genre karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia melalui gerak-gerak yang menghadirkan realitas, sifat, dan perilaku hidup manusia melalui pementasan peran dan dialog. Singkatnya, drama adalah seni pertunjukan yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.

Seperti karya sastra lainnya, drama juga memiliki unsur pendukung atau pelengkap yang membentuk satu kesatuan yang utuh. Mengenai unsur-unsur dalam drama ini pastinya tidak lepas dari struktur kuno drama dalam Poetica karya Aristoteles. Hingga saat ini, banyak penulis naskah yang menggunakan unsur-unsur klasik tersebut. Worthen (2003:2-35) secara lengkap menggambarkan unsur-unsur drama Aristoteles

  • Plot (Mhytos)

Aristoteles mengatakan bahwa alur adalah jiwa dari drama, yaitu keseluruhan rangkaian  peristiwa dalam sebuah cerita. Urutan peristiwa ini logis dan terkait secara kausal. Plot terbagi menjadi 3 bagian yaitu ;

a. Protasis (Exposition), dimana penulis menggambarkan situasi.

b. Epitasia (Intrique), tempat dimulainya acara pameran. Terdapat 3 elemen dalam bagian ini, yaitu point of attack (memperkenalkan konflik cerita). Komplikasi (titik perlawanan terhadap beberapa krisis yang muncul yang menambah ketegangan pada cerita). Climax (bagian yang muncul di akhir).

c. Catastrophe (Dnouement) penyelesaikan masalah yang ada.

Urutan peristiwa dari protasis ke catastroph disebut garis lurus. Di sisi lain, ada juga yang disebut flashback. Dalam flashback ini, penulis terlebih dahulu menceritakan bagian tengah atau akhir cerita kemudian kembali ke awal cerita lagi. Dalam merangkai cerita, pengarang terkadang menggunakan sebuah naratif, seperti flashback (kembali ke masa lalu), suspense (penundaan), dan foreshadowing (pembayangan).

Konsep plot yang dijelaskan Aristoteles sering disebut Trilogi Aristoteles (Harymawan 1993:20). Diantaranya 1). Kesatuan waktu (time of time), menggambarkan adegan cerita. 2). Satuan tempat (place) menjelaskan kapan peristiwa itu terjadi. 3) Kesatuan peristiwa (latar sosial), menjelaskan unsur-unsur sosial cerita.

  • Character (Etos)

Dalam character, pelaku harus memiliki 3 dimensi yang disebut oleh Lajos Egri, ketiga dimensi tersebut meliputi dimensi fisiologis (usia, jenis kelamin, kondisi tubuh, fitur wajah), dimensi sosiologis (pekerjaan, jabatan, peran dalam masyarakat, pendidikan, agama) dan dimensi psikologis (pemikiran, kecerdasan).

  • Through (Dionia)

Unsur ketiga adalah through atau dikenal dengan tema. Artinya sepanjang ide atau pemikiran pengarang dituangkan ke dalam naskah untuk menunjukkan sesuatu sekaligus memberikan gambaran kepada penonton tentang drama tersebut. Sederhananya, penulis ingin menyampaikan pesan melalui pertunjukan.

  • Dictioan (Lexis)

Bentuk kata yang dimaksud di sini adalah bahasa yang digunakan, misalnya rima, syair, dan rima yang digunakan dalam penyusunan naskah. Seiring perkembangan zaman, manuskrip dramatik tidak lagi menggunakan bahasa puitis, seperti pada zaman Aristoteles.

  • Melody (Melos)
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline