Lihat ke Halaman Asli

fathuroji

mahasiswa

Bahaya Gangguan Psikosis Bagi Anak

Diperbarui: 4 Januari 2021   00:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Psikosis adalah kondisi di mana penderitanya mengalami kesulitan membedakan kenyataan dan imajinasi. Gejala yang muncul pada penderita psikosis berupa delusi atau waham, dan halusinasi. Sebagai contoh, penderita psikosis akan memiliki anggapan bahwa dirinya seorang agen rahasia negara namun pada kenyataannya tidak, atau mendengar suara orang berbicara meski tidak ada yang bersuara. Penanganan psikosis dapat dilakukan dengan pemberian obat dan psikoterapi. Jika tidak ditangani dengan tepat dan segera, kondisi ini dapat berdampak pada kemampuan pasien dalam hidup bersosial. Penyebab pasti psikosis belum diketahui. Memiliki pola tidur yang buruk, mengonsumsi alkohol atau menggunakan ganja, dan mengalami trauma akibat kehhilangan seseorang yang dicintai, seperti orang tua atau pasangan, dapat menjadi pemicu munculnya kondisi ini.

Psikosis juga dapat dipicu oleh kondisi yang terjadi karena adanya gangguan pada otak, seperti: Penyakit Parkinson, Penyakit Huntington, Tumor atau kista otak, Stroke, Penyakit Alzheimer, Epilepsi dan Infeksi yang menyerang otak, seperti HIV dan sifilis. Gejala psikosis yang muncul pada tiap orang dapat berbeda-beda, tergantung penyebab, usia, dan keparahan kondisi. Seseorang yang mengalami psikosis akan memiliki gejala utama berupa delusi dan halusinasi.

Delusi

Delusi atau waham adalah kondisi di mana seseorang memiliki keyakinan yang kuat dan tidak dapat dipatahkan terhadap sesuatu yang tidak nyata, misalnya mempercayai bahwa dirinya menderita penyakit yang mematikan, meskipun pada kenyataannya kondisi orang tersebut sehat.

Halusinasi

Halusinasi adalah kondisi di mana seseorang mendengar, melihat, merasakan, atau mencium sesuatu yang tidak ada dan tidak dialami orang lain, misPada anak-anak, aktivitas yang menggambarkan perilaku halusinasi, misalnya memiliki teman imajinasi, bukan berarti merupakan gejala psikosis. Hal itu hanya suatu bentuk imajinasi anak-anak, serta merupakan tahapan yang normal dan tergolong wajar.alnya mendengar suara orang berbincang ketika dirinya tengah sendirian di suatu tempat.

Pada anak-anak, aktivitas yang menggambarkan perilaku halusinasi, misalnya memiliki teman imajinasi, bukan berarti merupakan gejala psikosis. Hal itu hanya suatu bentuk imajinasi anak-anak, serta merupakan tahapan yang normal dan tergolong wajar. Selain delusi dan halusinasi, beberapa gejala lain yang dapat muncul ketika seseorang mengalami psikosis, meliputi: Sulit berkonsentrasi, Gangguan tidur, Gelisah, Merasa curiga, Gangguan berinteraksi dengan orang lain, Berbicara melantur dan tidak sesuai topik. Merasakan dorongan untuk bunuh diri dan Suasana hati menurun (depresi).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline