Bondowoso, Prajekan Lor- Desa Prajekan Lor memiliki potensi budaya dan sejarah yang kuat. Salah satu wujud kebudayaan masyarakat yang di masa kini mulai terancam eksistensinya adalah seni musik tradisional.
Dalam rangka observasi untuk memperkaya informasi sejarah dan kebudayaan dalam upaya memperkuat branding desa sekaligus pelestarian musik tradisional daerah, mahasiswa KKN Universitas Jember kelompok KKN UMD 114 berkesempatan melakukan kunjungan ke salah satu kelompok musik tradisional rojengan di Desa Prajekan Lor. Kegiatan ini berlangsung pada 17 Juli 2024.
Kelompok rojengan Marlena, merupakan kelompok rojengan yang beranggotakan ibu-ibu rumah tangga. Rusmania, merupakan pelopor komunitas rojengan Marlena. "Pertamanya ibu-ibu itu tidak ada yang minat. Tapi latian-latian terus, pas ada perlombaan di Desa Prajekan Lor menang juara satu sama juara harapan", tuturnya pada mahasiswa KKN UMD 114.
Alat musik rojengan termasuk dalam golongan alat musik yang minim diketahui oleh masyarakat saat ini. Padahal alat musik ini memiliki nilai historis tersendiri. Rojengan sebagai alat musik digunakan sebagai sarana komunikasi masyarakat pada zaman dahulu. "rojengan memang dulunya alat tumbuk padi, tapi juga dapat menyampaikan pesan. Kalu ada kemantenan iramanya begini, kalau ada pencuri iramanya lain", jelas Rusmania.
Alat musik merupakan produk kebudayaan masyarakat. Meskipun zaman telah berkembang pelestarian alat musik daerah perlu dilakukan demi menjaga budaya masyarakat tetap lestari. Selain itu alat musik tradisional dapat menjadi identitas sebuah kolektif masyarakat tertentu yang membanggakan. Kelompok KKN 114 melakukan kunjungan ini untuk mengumpulkan data kebudayaan terperinci guna memperkaya dan memverifikasi data yang akan dipublikasi kepada masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H