Lihat ke Halaman Asli

NaBe

Sedang doyan berfikir aneh

Sempurnakan Pelajaran Sejarah Indonesia

Diperbarui: 7 Juli 2020   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

fotografer yunandri agus

Suatu niat indah tentang pengenalan Pancasila. Bermula dari sekedar haluan jadi pembinaan Pancasila.

          Niat ini harus di dukung oleh semua rakyat Indonesia apapun agama, suku dan status sosialnya. Karena dengan mengenal pancasila maka warga Indonesia bisa mengenal negaranya sendiri.

          Sangat penting untuk mengenal negara sendiri, sebab akan ada rasa cinta tanah air dan tidak akan pernah terjadi krisis identitas seperti yang terjadi di negara berperang saudara.

          Namun pembinaan Pancasila ini harus di buat disain pengajaran yang sempurna. Pengajaran tentang Pancasila tidak hanya mengenal simbol dan arti gambar yang ada di burung itu.

          Pengajaran yang berlanjut menjadi pembinaan Pancasila harus serta memberikan inspirasi yang positif untuk warga Indonesia yang saat mulai labil dengan kondisi politik dalam negeri.

          Dalam pembinaan tersebut harus ada cerita dan contoh yang menarik sehingga bisa tertanam di logika bahwa Pancasila ada konsep bernegara yang cocok untuk Indonesia.

          Pancasila mengajarkan toleransi dengan pihak yang berbeda agama, suku dan status sosial. Pancasila membina warga Indonesia untuk menjadi manusia baik sesuai dengan ilmu agama namun ajaran tersebut bisa di terima seragam secara logika oleh manusia Indonesia.

          Pembinaan Pancasila sebaiknya di mulai dari pembelajaran sejarah bangsa Indonesia. Kenapa? Karena Pancasila lahir dari perjalanan bersejarah bangsa Indonesia.

          Waktu itu tahun tiga puluhan para pemikir muda seperti insinyur Soekarno dan beberapa teman-temannya mulai mempunyai gagasan untuk membentuk negara sendiri yang di pimpin oleh insan pribumi.

          Pemikiran ini terjadi dari kenyataan hidup kaum pribumi yang di nistakan oleh pihak Belanda. Pada saat itu manusia Belanda menjadi penguasa politik dan ekonomi di nusantara.

          Para penduduk pribumi hanya menjadi budak egoisme orang kulit putih dari benua eropah. Harga diri penduduk pribumi berada di bawah kucing piaraan para tuan dan nyonya hidung mancung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline