Lihat ke Halaman Asli

NaBe

Sedang doyan berfikir aneh

Mulut Sosialis Otak Kapitalis

Diperbarui: 21 Juli 2019   15:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Banyak orang berjuang untuk bertahan hidup di jaman sulit dengan bermacam cara. Baik dengan cara halal atau dengan cara haram. Ada pakai cara lama yang sudah bernilai positif atau pakai cara baru yang bernilai negatif.

Manusia bertahan hidup dengan cara bekerja. Dari bekerja manusia mendapatkan uang untuk bertahan hidup. Dengan uang manusia bisa beli beras, susu, obat, dan bumbu penyedap.

Dari bekerja manusia mendapatkan hasil imbal balik setelah uang yaitu kehormatan. Dengan gelar kehormatan manusia merasa sebagai ciptaan Tuhan yang paling mulia.

Tuhan memang memberikan gelar kehormatan kepada manusia sesuai dengan rencananya. Rencana yang tidak bisa di gugat  kepengadilan tinggi di mana pun. Apa saja rencana Tuhan, mahluk ciptaannya harus takluk tak boleh protes walau pun berjumlah mayoritas.

Rencana Tuhan adalah kepastian. Kepastian dari Tuhan adalah Takdir. Takdir adalah kehendak Tuhan yang absolut, tidak bisa diganggu gugat. Pasrah deh, karena pasrah alias berserah diri adalah sikap yang paling sempurna di bandingkan bunuh diri.

Namun Tuhan memberikan perintah kepada suatu ciptaannya yang punya nama manusia agar berusaha dan jangan mudah putus asa. Bekerja keras dan berfikir cerdas adalah sikap berjuang manusia untuk bertahan hidup dan mendapatkan gelar terhormat.

Ternyata menurut kenyataan tidak semua manusia mempunyai takdir yang sama walau pun berasal dari rahim kandung ibu yang sama. Padahal anak-anak itu mendapatkan dukungan yang sama.

Contohnya, anak pertama dan kedua mendapatkan pendidikan, mendapatkan asupan gizi, mendapatkan bonus naik kelas yang punya nilai sama. Tapi tetap saja ada tangan tak terlihat yang mengatur arus lalu lintas nasib hambanya.

Tangan-tangan tak terlihat begitu mudah merubah nasib manusia. Dari nasib di bawah berubah ada di atas, dari nasib di awan landing ke darat. Perjalanan hidup manusia mirip pesawat terbang. Ada saat mengangkasa, di awan posisi pesawat naik turun miring kanan-kiri, terus turun lagi karena tiba di tujuan.

Hingga suatu hari saya bertemu dengan kawan lama saat sekolah lanjutan tingkat atas. Pemampilannya ada di menengah bawah, nggak miskin amat. Punya motor matik satu unit berumur satu tahun dan bisa lunas kedit tujuh tahun kemudian.

"Halo Bro," panggil saya dengan rasa semangat. Maklum bertemu kawan lama setelah pisah dua puluh tahun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline