Lihat ke Halaman Asli

Jenazah WNI yang Terkatung-katung Tertukar

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kapal Tugboat (nama kapal  YTC M5, Milik YTC Shipyard Ptd.Lte berkantor pusat 39 Penjuru Lane,  Singapura)  berangkat dari Kuala Terengganu dengan tujuan Kuala Pahang (Kedua Pelabuhan di Malaysia) dengan 7 orang crew didalamnya ( 6 WNI dan 1 WN Malaysia).

Adapun nama-nama crew dalam kapal tugboat tersebut adalah sebagai berikut

1. Jasa Barus, WNI, Nahkoda/Kapten

2.Hakim Kariyus, WNI, Mualim I

3.Novri Hendra, WNI, Masinis I

4.Iwan Abdurrahman, WNI, Masinis II

5.Johan Abidin Hutabarat, WNI, Juru Mudi

6.Martin Sembiring, WNI, Juru Mudi

7. Amir Khushairi Bin Abd Karim, WN Malaysia, Cadet magang

Berikut kronologi kejadian tabrakan tersebut:

Kamis, 30 Oktober

Pukul 05.00 Terjadi Tabrakan Antara Tugboat dengan Kapal Bulk Carrier ( MV. Sarwar Jahan), sesaat setelah tabrakan, Tugboat terbalik dan tenggelam. Sementara kapal Sarwar Jahan tidak melakukan pertolongan terhadap crew yang di tugboat dan langsung meninggalkan kejadian. Sekitar pukul 09.00   salah seorang crew (bernama Martin Sembiring, WNI berhasil diselamatkan oleh nelayan setempat). Pukul 11.15 Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM)melakukan pencarian korban yang hilang.

Jumat, 31 Oktober

Ditemukan satu jenasah, dibawa ke Rumah Sakit (HTAA “Hospital Tengku Ampuan Afzan”) Kuantan untuk di otopsi.

Sabtu, 1 November

Pukul  7.30 dan 10.00 ditemukan dua jenasah, dibawa ke Rumah Sakit yang sama.

Senin, 3 November

Ditemukan kapal YTC M5 di dasar laut pada koordinat 01⁰ 16′ LU dan 103⁰ 59′ BT pada kedalaman 29 meter dibawah permukaan laut dan dalam kamar-kamar ditemukan sisa jenasah oleh penyelam TLDM.

Untuk memastikan jenasah-jenasah tersebut, crew yang selamat (Martin Sembiring) yang mengindentifikasi ketiga crew tersebut, tanpa melakukan pemanggilan/mendatangkan keluarga korban untuk dilakukan tes DNA. Martin Sembiring menetukan korban berdasarkan pakaian yang dipakai korban saat sebelum kejadian.

Selasa,  4 November

Dipulangkan 3 jenasah:

1.Jasa Barus menuju Bandara Kuala Namu, Sumatera Utara

2.Iwan Abdurrahman menuju Bandara Kuala Namu, Sumatera Utara, kedua jenasah tersebut dibawa oleh Mertua Iwan Abdurrahman yang bernama Bapak Johan yang juga bekerja disalah satu kapal YTC Shipyard Pte.Ltd. Untuk jenasah Jasa Barus diurus sendiri oleh isteri korban sampai keluar dari Bandara Kuala Namu menuju Gunung Meriah (Kabupaten Deli Serdang)

3.Novri Hendra ke Pekan Baru, Riau.

Rabu, 5 November

Terjadi perdebatan antara istri korban dengan orang tua korban. Istri korban menginginkan untuk membuka kembali peti jenasahs, ementara Orang tua korban tidak ingin Peti jenasah dibuka kembali karena jenasah sudah hampir seminggu. Akhirnya semua keluarga sepakat tidak membuka peti jenasah. Setelah acara kebaktian adan upacara adat, jenasah dimakamkan di samping makam kakek korban di Gunung Meriah Kabupaten Deli Serdang.

Rabu, 12 November

Isteri Jasa Barus kembali ke rumah mereka di Tanjung Pinang Kepulauan Riau. Karena anak mereka sudah terlalu lama tidak masuk sekolah.

Rabu, 19 November

Kami menerima surat elektronik yang menyatakan Turut berduka cita kepada keluarga korban, setelah mereka lakukan penyelaman ada 3 jenasah di dalam kapal yang tenggelam, mereka akan melakukan evakuasi secepatnya ( tergantung keadaan cuaca ). Dijelaskan sebagai bentuk tanggung jawab, nantinya keluarga akan menerima Kompensasi terhadap korban-korban yang meninggal saat bekerja dikapal mereka.

Minggu, 23 November

Crew Martin Sembiring diperbolehkan pulang ke tanah air. Yang didahului menandatangani dokumen-dokumen diperusahaan tempat dia bekerja.

Setelah 25 hari sejak kejadian tersebut, pihak penyelam melakukan evakuasi untuk sisa jenasah yang ada didalam kapal di dasar laut.

Senin, 24 November

Dievakuasi 1 (satu) jenasah, kemudian dilakukan otopsi ke RS HTAA. Pihak keluarga crew Amir Khushairi mendatangi RS untuk memastikan jenasah yang telah dievakuasi, dengan cirri-ciri fisik yang keluarga ketahui, maka jenasah tersebut dibawa ke rumah duka selanjutnya dimakamkan oleh keluarga.

Sore harinya kembali ditemukan jenasah, dibawa ke RS HTAA untuk otopsi.

Selasa, 25 November

Sekitar pukul 15.00, Staf dari YTC Shipyard Pte.Ltd menghubungi istri Jasa Barus. Menanyakan apakah almarhum suaminya dulu memakai cincin di tangan kiri dan kanan? Karena jenasah yang dievakuasi kemarin memiliki cirri-ciri di dua jari korban ada cincin dan dicincin tersebut ada inisial “JB”. Mendengar berita seperti itu istri korban ambruk.

Setelah sadar beberapa saat kemudian pihak perusahaan kembali menghubungi istri korban Jasa Barus.  Istri Jasa Barus bertanya : “yang kami makamkan tanggal 5 November Siapa?”

Keluarga Ikhlas memakamkan siapapun jenasah yang mereka makamkan. Dan mereka memakamkan layaknya keluarga sendiri.

Malam harinya Istri Jasa Barus menghubungi keluarga mertuanya di Tanah Karo menjelaskan  hasil pembicaraan dari Pihak Perusahaannya. Keluarga di Deli Serang  kecewa dengan cara kerja Rumah Sakit HTAA dan Perusahaannya bekerja.

Rabu, 26 November

Dari Perusahaan kembali menghubungi istri meminta agar salah satu dari keluarga kandung almarhum Jasa Barus untuk datang ke Malaysia untuk dilakukan test DNA.

Keluarga Besar Alm. Jasa Barus tidak akan mengirimkan keluarganya ke Malaysia karena sudah tidak sanggup lagi untuk menyaksikan jenasah yang ada di rumah sakit HTAA.

Istri Jasa Barus sampai malam ini bingung. Tidak bisa menggambil keputusan.

Kamis, 27 November

Kami mencoba menghubungi petinggi Shipyard Pte.Ltd, dijelaskan bahwa saat ini kecil kemungkinan masih ada jenasah crew ( seharusnya masih ada 1 jenasah lagi). Kami tetap berusaha mencari jenasah yang belum ketemu. Mereka fokus untuk mengangkat kapal dari dasar laut. Lantas kemana jenasah yang ada didalam kapal?

Demikian Kronologis ini saya buat, sebagian dari Kronologis ini saya kutip dari beberapa Media Malaysia (guna kepetingan tanggal), dari pembicaraan telepon dengan Istri Jasa Barus dan  hubungan telepon dengan staff di YTC Shipyard Pte. Ltd.

Saya mewakili keluarga yang jenasah adik kami JOHAN ABIDIN Hutabarat jadi bingung karena Jenasah yang tersisa di bangkai Kapal menurut perusahaan masih ada 1 jenasah lagi ( berdasarkan surat yang kami  dari perusahaan tanggal 19 November) kami sudah memegang bukti/statement tertulis perusahaan melalui e-mail. Lalu adik saya ada dimana? Apakah yang masih didasar laut atau sudah dimakamkan oleh keluarga Jasa Barus?

Sampai Kapan duka ini berakhir?

Mampukah Wakil kita di Malaysia baik KJRI Johor Bahru maupun KBRI di Kuala Lumpur segera bertindak?

Hari ini sudah 29 hari sejak Kejadian tersebut tetapi semakin hari bukannya permasalahan selesai tetapi masalah baru yang terjadi?

Mampukah Wakil kita di Malaysia maupun di Jakarta memberikan bantuan hukum untuk membela hak-hak korban serta mengungkapkan APA YANG SEBENARNYA TERJADI DENGAN KEJADIAN TABRAKAN KAPAL INI.

Kami pihak keluarga sangat mendukung salah satu Misi Presiden RI Bapak Jokowi (yang katanya Pro Rakyat) maupun Komitmen dan Prioritas Ibu Menteri Luar Negeri yang baru yaitu memberikan Perlindungan kepada TKI/WNI di Luar Negeri (Diplomacy for People). Saya siap memberikan data ataupun keterangan yang berkaitan dengan kejadian Tabrakan Kapal tersebut.

Kami memohon kepada pembaca tulisan ini mungkin ada kerabat atau keluarga yang hamper sama masalahnya agar kiranya kami diberi masukkan/saran, agar permasalahan ini bisa secepatnya selesai. Masukan/saran dapat dikirimkan ke e-mail kami: fe21htb@gmail.com.

Jakarta, 27 November 2014

Fernando E. Hutabarat (Keluarga korban)

Phone: 0817-170890

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline