Mahasiswa yang tergabung dalam KKN Unand 2022 yang terdiri dari 24 Mahasiswa dari berbagai jurusan yang ber-KKN di Nagari Pauh Duo Nan Batigo, Kecamatan Pauh Duo, Solok Selatan menciptakan inovasi dengan memanfaatkan sampah rumah tangga menjadi produk serbaguna, sampah-sampah rumah tangga yang biasanya dibuang dan tidak dimanfaatkan dijadikan inovasi oleh Mahasiswa KKN Unand menjadi Eco-enzym, dalam pengertiannya menurut Lea Wee dari straittimes.com eco-enzym adalah cairan hasil fermentasi sampah organik yang memiliki berbagai fungsi, termasuk sebagai pembersih lantai, pembersih sayur dan buah, penangkal serangga dan penyubur tanaman, hand sanitizer, pembersih toilet, dan masih banyak lagi.
Dengan memanfaatkan sampah rumah tangga tentunya hal ini sangat bermanfaat bagi masyarakat selain karena hal itu mudah dibuat inovasi, eco-enzym juga hanya sedikit mengeluarkan biaya karena hanya memanfaatkan sampah rumah tangga yang berupa guka merah, kulit buah dan potongan sayur dan air kerana tau air hujan dan bisa juga air buangan AC.
Pembuatan eco-enzym akan berdampak baik terhadap lingkungan karena 60% dari sampah TPA merupakan sampah organic, Sampah organik di TPA menimbulkan bau tidak sedap di lingkungan mengurangi tingkat daur ulang plastik serta meningkatkan resiko terjadinya ledakan TPA.
Pembusukan sampah organik juga menghasilkan gas metana sehingga dengan memanfaatkan sampah organik menjadi eco-enzym akan membuat banyak manfaat bagi masyarakat maupun alam, masyarakat bisa mendapatkan banyak manfaat dari eco-enzym dan mengurangi pengeluaran untuk biaya-biaya pembelian pupuk, sabun, pembersih toilet dan lain-lain.
Di nagari Pauh Duo Nan Batigo banyak masyarakat dari nagari tersebut yang antusias dengan edukasi yang diberikan oleh Mahasiswa KKN karena ingin mengetahui bagaimana cara pembuatan eco-enzym, pembuatan eco-enzym terbilang cukup mudah yaitu dengan menyiapan bahan-bahan seperti gula, kulit buah, potongan sayuran yang sudah tidak dikonsumsi dan air, jumlah air yang disarankan untuk pembuatan eco-enzym adalah 60% dari volume wadah maka jika volume wadah adalah 20 liter maka air yang disarankan adalah 12 liter, jika air 12 liter maka gula yang disarankan adalah 1,2 kg dan sisa buah/sayuran seberat 3,2 kg. wadah yang disarankan dalam pembuatan eco-enzym adalah wadah yang berbahan plastic, bermulut besar dan ukuran bisa disesuaikan oleh keinginan pribadi, pembuatan eco-enzym tidak disarankan di wadah yang terbuat dari logam dan kaca.
Langkah-langkah pembuatan eco-enzym pertama-tama dimulai dari bersihkan wadah dari sisa sabun atau bahan kimia. Lalu ukur volume wadah. Selanjutnya masukkan air bersih maksimum sebanyak 60% dari volume wadah. Tahap kedua Masukkan gula sesuai takaran, yaitu 10% dari berat air dan tahap selanjutnya adalah Masukkan potongan sisa buah dan sayuran yaitu 30% dari berat air, lalu aduk rata dan jika setelah tahapan itu semua selesai tinggal tutup rapat sampai panen, beri label tanggal pembuatan dan tanggal panen, jauhkan dari matahari langsung, simpan di sirkulasi udara yang baik dan jauhkan dari bahan kimia lainnya. Lama pembuatan eco-enzym adalah sekitar 3 bulan di wilayah tropis dan 6 bulan di wilayah sub-tropis, hasil akhir dari eco-enzym yang siap panen adalah ketika cairan tersebut berwarna kecoklatan dan tercium aroma asam segar, akan tetapi biasanya warna dari eco-enzym bervariasi sesuai dengan jenis buah/sayuran yang digunakan.
Setelah edukasi yang diberikan oleh kelompok KKN Unand terhadap warga Nagari Pauh Duo Nan Batigo diharapkan banyak warga yang mulai memprodukasi eco-enzym dengan memanfaatkan sampah organik rumah tangga agar supaya sampah organik tidak menumpuk dan kemudian menjadi busuk yang bisa mengganggu kenyamanan dan Kesehatan, selain itu juga masyarakat bisa berhemat uang untuk beli sabun segala keperluan bisa ditabung, masyarakat juga ikut andil dalam menjaga alam supaya tidak rusak karena sabun produk dari pabrik menganduk bahan kimia dan juga dikemas menggunakan plastik sekali pakai yang dimana plastik-plastik tersebut sudah banyak mencemari lingkungan yang membahayakan bumi kita. Jadi dengan ini mahasiswa KKN tidak hanya mengajak warga Pauh Duo Nan batigo tetapi setiap orang untuk memanfaatkan sampah organik menjadi eco-enzym untuk menjaga bumi kita bersama.
Ditulis oleh mahasiswa KKN 2022 di Nagari Pauh Duo Nan Batigo
Nama DPL : DR. Eng Jon Affi, ST,MT
Daftar Nama Mahasiswa KKN Unand di Nagari Pauh Duo Nan Batigo
Viska Rahma Puspita, Anggia Nabila Utami, Muhammad Atha Hafizh Sismaya, Muhammad Asyrafi, Febri Alamsyah, Nela Nengsih, Rayhendra Hanif, Nando Muhammad, Eprilia Emy Rosalinda Surbakti, Rahmawina Warlin, Fitri Yani, Muthia Cahyani Putri, Nasrival, Irma Febriyanti, Ali Saputra, Arrajul Adib, Habibah Amna, Iftian Oktaviani, Siti Fatimah Azzahra, Muhammad Daviendra Maulana Alddrin, Muhriadi Rizki Pasaribu, Putri Indra Yanti, Nadya Nur Hasanah, Velia Safina.