Lihat ke Halaman Asli

Nandi

Penjelajah desa wisata

Menangkap Gagasan Besar Natalius Pigai untuk Kemajuan HAM di Indonesia

Diperbarui: 29 Oktober 2024   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nandi Ketua FPSH HAM 2018-2023 (Sumber Foto: Instagram @nandiid)

Oleh Nandi, S.H., M.H.

Ketua Forum Pelajar Sadar Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Jawa Barat Periode 2018-2023

Natalius Pigai, seorang aktivis hak asasi manusia (HAM) yang berpengalaman dan vokal, mengusulkan ide yang menginspirasi dalam upaya memperkuat dan memajukan HAM di Indonesia. Saat ini Ia menjabat sebagai Menteri Hak Asasi Manusia Kabinet Merah Putih. Pigai memiliki visi untuk mendirikan Universitas HAM bertaraf internasional dengan pendekatan terpadu yang mencakup berbagai elemen kunci seperti Pusat Studi HAM, Laboratorium HAM termasuk bidang forensik, serta Rumah Sakit HAM. Selain itu, ia ingin menginisiasi "desa sadar HAM" di 79 desa/kelurahan di Indonesia. Gagasan ini tidak hanya revolusioner tetapi juga sangat relevan untuk menciptakan ekosistem HAM yang kokoh di tengah beragam tantangan sosial, politik, dan budaya di Indonesia.

1. Universitas HAM Menyiapkan Generasi Baru yang Paham HAM

Pendirian Universitas HAM bertaraf internasional dengan Pusat Studi HAM yang terintegrasi dapat menjadi tonggak penting dalam edukasi dan riset HAM di Indonesia. Universitas ini tidak hanya diharapkan dapat menjadi pusat pendidikan akademik tetapi juga sebagai wahana riset HAM yang mendalam dan berkelanjutan. Dengan adanya Pusat Studi HAM, Indonesia akan memiliki institusi yang mumpuni dalam menghasilkan kebijakan berbasis riset, menciptakan pemahaman komprehensif tentang isu HAM, dan mencetak para ahli yang mampu menjawab tantangan HAM di level nasional maupun global.

Dalam konteks global, universitas semacam ini dapat memainkan peran sebagai pusat kajian HAM Asia Tenggara, menjadi referensi negara-negara lain, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pelopor HAM di kawasan ini. Dengan melibatkan kolaborasi dengan lembaga-lembaga HAM internasional, universitas ini bisa mendidik generasi baru yang tidak hanya paham teori HAM, tetapi juga siap turun ke lapangan untuk membela nilai-nilai kemanusiaan.

2. Laboratorium HAM dan Rumah Sakit HAM Merespons Kebutuhan Nyata di Lapangan

Inklusi Laboratorium HAM, termasuk bidang forensik, merupakan terobosan besar dalam memperkuat sistem keadilan di Indonesia. Laboratorium ini akan membantu penegak hukum dan praktisi HAM dalam membongkar berbagai kasus pelanggaran HAM dengan bukti yang valid dan transparan. Dalam konteks ini, analisis forensik tidak hanya akan menjadi alat investigasi, tetapi juga alat advokasi untuk membuktikan dan menyoroti pelanggaran HAM yang sering kali sulit diakses atau disembunyikan.

Rumah Sakit HAM juga menjadi elemen kunci dalam menangani korban-korban pelanggaran HAM, baik dari aspek medis maupun psikis. Rumah sakit ini akan menyediakan dukungan fisik dan psikologis yang dibutuhkan oleh korban, serta membantu mereka memulihkan diri dari trauma yang mereka alami. Dengan keberadaan rumah sakit yang fokus pada pemulihan korban pelanggaran HAM, negara menunjukkan kepedulian konkret terhadap korban serta mengembalikan hak-hak mereka sebagai manusia. Pendekatan holistik ini berpotensi menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam merawat korban pelanggaran HAM.

3. Desa Sadar HAM: Membentuk Kesadaran HAM di Akar Rumput

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline