Lihat ke Halaman Asli

Emakku Jadi TKW

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bapakku sehat, tapi kurang gesit

Penghasilannya sedikit, dan hidup kami pun sulit

Kalau aku minta duit, masalah tambah semakin rumit, emak dan bapak jadi seperti pelit

Bapak sudah capek berusaha, tapi hasilnya biasa-biasa saja

Emak ingin gelang, ingin kalung, bapak jadi tambah bingung

Emak murung, bapak merenung, aku seperti linglung

Kata bapak, emak mau pergi ke Mekkah

Tapi bukan buat ibadah, emak ingin mengumpulkan rupiah, aku terperangah

Bapak dan emak berencana hutang pada si lintah

Dalam diam emak berkemas, mengurus semua berkas-berkas

Aku menangis bagai gerimis, kunilai hati mereka sungguh sadis

Aku bukan siapa-siapa yang bisa menahan niatan keduanya

Lantas kufikir..untuk apa aku ada di dunia?

Esoknya rumah benar-benar sepi, di tudung tak ada nasi

Bapak sibuk dengan handphonenya, menunggu kabar dari istrinya

Aku enggan di depan televisi, aku takut mendengar berita tentang TKI

Aku tak suka rumah, rumah membuatku ingin marah

Rumah meninggalkan luka, di sana ada emak dan kenangannya

Kenapa bukan bapak yang pergi, kan bapak yang berkewajiban mencari

Tanpa emak rumah tak bernyawa, dan aku memang benar-benar sudah tak berselera

Emak..aku tak mau katakan ini sebenarnya,”Mak..Aku rasanya ingin mati saja!”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline