Lihat ke Halaman Asli

Pantaskah Pembelajaran Online Disebut dengan Pendidikan?

Diperbarui: 16 Januari 2021   04:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

fti.uad.ac.id

Sudah 9 bulan ini, sejak munculnya virus corona atau biasa disebut covid-19 sudah banyak memakan korban sampai sekarang, baik korban jiwa maupun korban yang berhasil sembuh. Jika dihitung semuanya akan ada ratusan ribu kasus yang berada di Indonesia.

Dengan adanya fenomena ini, kita terpaksa harus mengurangi bahkan menghentikan semua aktivitas kita yang berada di luar atau outdoor, dan menggantinya dengan online.

Berhubung dengan adanya era digital dan kemajuan teknologi di Indonesia, hal ini semakin mudah untuk dilakukan. Contohnya seperti pembelajaran online, webinar, penyebaran informasi melalui website, dll. Tapi apakah pembelajaran online ini layak di sebut sebagai penddikan?

Pendidikan merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik.

Sedangkan jika pembelajaran dilaksanakan online, murid-murid tidak mendapat kegiatan tersebut yang dimana karakter dan moral kita dibentuk supaya lebih baik lagi kedepannya. Nilai-nilai pendidikan merupakan aturan non perundang-undangan yang lahir karena adanya hubungan social-interpersonal, hubungan fisik antara manusia dengan manusia yang diantarannya adalah norma, etik, karakter, dan adab.

Hal ini menjadi salah satu problematika Pendidikan online. Pendidikan online sejatinya tak layak disebut “pendidikan”, sebab Pendidikan berbeda dengan “pembelajaran”. Karena Pendidikan memiliki unsur etik, adab, penanaman nilai-nilai karakter yang tidak bisa digantikan metodenya secara daring.

Dan sayangnya, pendidikan profesi yang berkaitan erat dengan etik seperti pendidikan kedokteran, guru, dan akuntan terpaksa harus tetap berjalan secara daring. Tentunya hal ini sangat urgent, sebab capaian kompetensi pendidikan profesi seperti di atas tidak sebatas ilmu akademis saja, namun skill, serta nilai-nilai etis dan karakter juga termasuk di dalamnya.

Saya berharap semoga pembelajaran online ini tidak berjalan lebih lama lagi. Yang seharusnya kita belajar menghormati orang yang berilmu dari interaksi kita dengan guru, belajar hormat kepada yang lebih tua dari interaksi kita dengan kakak kelas, dan belajar menghargai sesama dari interaksi kita dengan teman sebaya jadi tidak ada.

Bagaimana menumbuhkan ada secara online ? Tentunya harus melalui interaksi secara langsung. Menurut saya ada benarnya melakukan pembelajaran online pada saat ini, tapi jika terlalu lama akan efeknya akan tidak baik bagi pendidikan.

Dan perlu diingat, kalau pembelajaran online memiliki keunggulan dan kekurangan, yang artinya pembelajaran tatap muka tidak dapat digantikan dengan pembelajaran online secara total meski dengan kemajuan teknologi apapun.

Penulis :Ghifari Athala N & Nanda Surya W 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline