"Salah tidak ya aku berbuat seperti itu tadi?"
"Apakah aku terlalu kasar berbicara seperti itu tadi ya?"
"Apakah orang-orang akan menganggapku aneh, jika aku berpenampilan seperti ini dihadapan mereka?"
Di antara kalian pasti pernah berpikir seperti diatas bukan?
Apakah kalian pernah berpikir jika hal itu termasuk dalam sikap introspeksi diri?
Hei, jangan salah! Introspeksi diri dan berpikir berlebihan itu sangatlah berbeda.
Introspeksi diri adalah tinjauan atau koreksi terhadap kesalahan, kelemahan, dan kekurangan pada diri sendiri. Sedangkan, berpikir berlebihan atau yang biasanya disebut overthinking adalah sebuah pemikiran tentang diri yang begitu menyedihkan yang disebabkan oleh adanya pandangan kita yang selalu membandingkan diri kita dengan orang lain.
Mereka yang memiliki pemikiran berlebihan akan selalu terjebak dalam keraguan, tidak percaya pada dirinya sendiri dan tentunya terjebak dalam kesedihan yang dihantui rasa takut salah dalam tindakan apapun.
Seseorang yang memiliki cara berpikir yang berlebihan dikategorikan dalam dua pola pikir, yaitu:
1. Merenungkan
Dalam pola pikir ini seorang individu akan terjebak dalam pemikiran apakah dia melakukan salah pada hal yang telah lewat atau yang telah terjadi.
2. Mengkhawatirkan
Dalam pola pikir kali ini seorang individu akan merasa takut dalam bertindak kedepannya. Dia akan membayangkan risiko-risiko apa yang akan terjadi nantinya disaat dia ingin melakukan sesuatu.
Tidak hanya mengganggu kesehatan mental, berpikir yang berlebihan atau overthinking juga mengganggu kesehatan jasmani diri seseorang. Seseorang yang overthinking akan memicu tingkatan emosi yang berlebih. Dikhawatirkan seseorang tersebut melampiaskan emosinya dengan hal-hal negatif. Seperti misalnya mengonsumsi minuman keras, obat-obatan terlarang hingga bunuh diri.