Lihat ke Halaman Asli

Lara Terindah

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

/1/
Sebening embun pagi yang menyapa
Begitulah rasa yang kini melekat dalam sukma
Bukan untuk sesiapa ia akan tetap ada
Pun selalu ada
Tapi, hanyalah teruntuk dirimu semata
Rasa yang senantiasa ‘kan abadi selamanya
Hingga sampai nanti hela nafas ini
Tak kan lagi sanggup berhembus dan tersisa

/2/
Seputih awan mendung diangkasa
Dalam balutan birunya langit yang penuh pesona
Seperti itulah tulus cinta yang aku punya
Hingga tak sempat lagi aku tahu seberapa besar rasa dalam dada
Karena bagiku kaulah segalanya
Terlalu Istimewa namun penuh sahaja

/3/
Tak perlu lagi kau tanyakan
Tentang seberapa sering aku mengingatmu
Tentang seberapa merindunya diri ini padamu
Karena kau ada dapati jawaban yang sama
Dan takkan berubah untuk kesekian kalinya
Bahkan aku seakan mulai melupa akan segalanya
Karena bagiku, waktu telah  melekat erat untuk mengingatmu
Lirih rindu telah meluluhlantahkan sukma ragaku
Yang itu hanya padamu,
Hanya untukmu !

/4/
Kau ibarat candu terindah bagiku
Meski tak jarang lara menyerta diantara bahagia
Namun, hati ini tak pernah sedikitpun sanggup berlalu darimu
Karena mencintaimu adalah pilihanku
Dan merindumu adalah luka terindah dalam hidupku
[ND]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline