Lihat ke Halaman Asli

Mau ke Jepang, Kok Galau?

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13906396132096575703

[caption id="attachment_318111" align="aligncenter" width="614" caption="(Foto : Dok. Pribadi) Jangan biarkan kegaulan membuat anda kehilangan kesempatan menikmati keindahan bunga sakura "][/caption] Bagaimana nanti kalau saya mau menggunakan transportasi umum, bagaimana kalau saya mau menanyakan sesuatu di lokasi wisata, bagaimana nanti saat mau check in hotel, bagaimana dan bagaimana, itulah beberapa pertanyaan yang sering saya dengar dari teman-teman yang ingin berkunjung ke Jepang. Kekhawatiran terhadap berbagai kesulitan yang mungkin terjadi, acap kali terlintas di benak mereka, dan pada akhirnya menimbulkan kegalauan. Memang hal ini wajar, mengingat kendala bahasa merupakan tantangan utama bagi orang asing yang ingin ke Jepang.

Kemampuan berbahasa Inggris (aktif) masyarakat Jepang pada umumnya memang masih tergolong rendah. Meskipun mengerti apa yang ditanyakan, kadang orang Jepang lebih cenderung menggunakan bahasa tubuh ketimbang bahasa Inggris, bila ada wisatawan asing yang menanyakan sesuatu kepada mereka. Melihat fakta tersebut, apakah kemudian lantas menjadikan kita untuk mundur secara teratur dan membatalkan rencana wisata ke Jepang. Hmm..menurut saya hal tersebut tidak perlu. Sayang sekali bila kita melewatkan kesempatan berkunjung ke negara yang memiliki kekayaan budaya yang unik dan menarik seperti Jepang, serta merasakan sushi di negara asalnya.

Mungkin belasan tahun yang lalu kendala bahasa menjadi suatu hambatan bagi orang asing yang ingin berkunjung ke Jepang. Namun sepertinya saat ini tidak perlu dikhawatirkan lagi. Dari pengamatan dan pengalaman saya selama ini di Jepang, ada beberapa hal yang membuat bahasa mungkin tidak lagi menjadi kendala bagi wisatawan asing yang berkunjung ke Jepang, terutama di Tokyo. Berikut beberapa faktor/fakta alasannya :

Bahasa Inggris semakin familiar

Secara bertahap minat dan semangat bangsa Jepang untuk mempelajari bahasa Inggris semakin meningkat. Terlebih lagi saat ini, dimana salah satu program pemerintah Jepang dibawah komando Perdana Menteri Shinzo Abe adalah, mendorong universitas dan mahasiswa Jepang untuk semakin go internasional. Tuntutan perkembangan jaman sepertinya telah membuka mata bangsa Jepang, bahwa mau tidak mau mereka harus meningkatkan pergaulannya di kancah internasional, agar tidak tergilas oleh perubahan jaman. Dan bahasa Inggris merupakan salah satu alat yg diperlukan dalam pergaulan tersebut.

[caption id="attachment_318112" align="aligncenter" width="614" caption="(Foto Dok. Pribadi) Pusat informasi untuk wisatawan tersebar di berbagai lokasi wisata dan fasilitas umum"]

13906398311658533072

[/caption] Di beberapa lokasi wisata, saya sering menjumpai petugas/staf yang bisa berbahasa Inggris. Ada juga tenaga relawan berbahasa Inggris yang pernah saya temui di stasiun, salah satunya di stasiun kereta Hakone Yumoto. Stasiun ini merupakan stasiun kereta tujuan bagi wisatawan yang ingin ke Hakone, salah satu objek wisata andalan di sekitar Gunung Fuji.

Di bandara dan hotel bintang tiga ke atas, petugas/staf berbahasa Inggris akan siap melayani para wisatawan, jadi tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Sedangkan untuk hotel bintang dua dan budget hotel, sebagian besar memiliki petugas yang bisa berbahasa Inggris, meskipun ada juga beberapa hotel yang pernah saya kunjungi tidak memilikinya, terutama budget hotel yang berlokasi bukan di kota besar.  Namun meskipun tidak lancar dalam berbicara, umumnya petugas hotel dapat berbahasa Inggris secara pasif, sehingga mereka mengerti apa yang kita tanyakan.

Petunjuk dan informasi yang jelas

Seakan memahami kendala yang dihadapi wisatawan asing, Pemerintah Jepang dan pihak terkait menyediakan berbagai petunjuk dan informasi yang menurut saya sangat detil dan jelas di berbagai fasilitas umum, transportasi publik, serta lokasi wisata. Informasi tersebut menggunakan media papan elektronik, leaflet, internet, bahkan ada juga yang masih menggunakan papan kayu biasa. Selain berisikan tulisan Jepang dan romaji, informasi yang disajikan juga kadang dilengkapi dengan berbagai gambar kartun, yang membuat pembacanya semakin mudah memahami informasi tersebut.

[caption id="attachment_318113" align="aligncenter" width="614" caption="(Foto Dok. Pribadi) Informasi yang jelas tersedia di stasiun kereta api"]

1390640000979060694

[/caption] Salah satu contoh fasilitas umum yang memiliki petunjuk dan informasi yang detil adalah stasiun kereta api. Rute kereta, waktu keberangkatan, platform, bahkan sampai kepada informasi dari pintu nomor berapa orang yang memiliki keterbatasan seperti ibu hamil dan orang tua seharusnya naik ke kereta, juga tersedia. [caption id="attachment_318114" align="aligncenter" width="614" caption="(Foto Dok. Pribadi) Papan elektronik yang menampilkan informasi mengenai jadwal kereta cepat Shinkansen"]

1390640109611295489

[/caption] Bila hendak mengunjungi suatu tempat seperti lokasi wisata, toko, dan restoran, informasi mengenai bagaimana cara menuju tempat tersebut ditampilkan dengan lengkap dan jelas di internet, sebagian besar dalam bahasa Inggris. Kita cukup  mengakses alamat websitenya, maka berbagai informasi seputar tempat tersebut akan tersedia, diantaranya tarif/harga, waktu operasional, akses transportasi, termasuk ketersediaan fasilitas parkir kendaraan. Sehingga tidak sulit bagi wisatawan asing untuk menggapainya. [caption id="attachment_318115" align="aligncenter" width="614" caption="(Foto Dok. Pribadi) Halte bus dilengkapi dengan informasi rute dan jadwal sesuai dengan nomor halte masing-masing"]

13906402681831240424

[/caption]

Sifat membantu dan kejujuran orang Jepang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline