Lihat ke Halaman Asli

Nanda Putri Adhiningtyas

Clinical Psychologist

Crab Mentality: Jika Saya Tidak Bisa Memilikinya, Anda pun Tidak Bisa

Diperbarui: 1 Maret 2023   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi crab mentality. Gambar Antonio Guillem via parapuan.co

Pernahkah kalian memperhatikan kepiting-kepiting dalam dalam sebuah ember?  Ketika salah satu di antara kepiting tersebut berusaha keluar, maka kepiting lainnya berusaha menahan kepiting tersebut agar tetap berada di dalam ember. Hal ini adalah analogi pada manusia yang iri pada kesuksesan orang lain dan berusaha menghalangi kebahagiaan orang lain. Dalam bidang psikologi dikenal dengan istilah mental kepiting atau crab mentality.

Istilah crab mentality pertama kali digunakan di Filipina. Crab mentality atau disebut juga crabs in a bucket adalah pola perilaku dimana seseorang mencoba untuk melemahkan orang lain yang menunjukkan kinerja yang lebih baik daripada dirinya sendiri. Crab mentality atau mental kepiting dapat dianggap sebagai bentuk kecemburuan atau kebencian (Spacey, 2015). 

Hal ini berasal dari pengamatan kepiting dalam ember nelayan. Kepiting sadar bahwa ember tidak perlu ditutup, karena jika salah satu kepiting mencoba memanjat keluar darinya, maka kepiting lain akan menyeretnya ke bawah (Brosky, 2009). 

Pada akhirnya tidak ada kepiting yang berhasil keluar ember. Sebaliknya, jika hanya ada satu ekor kepiting dalam ember, maka ia akan dengan mudah memanjat keluar dan melarikan diri.

Orang-orang yang memiliki mental kepiting ini biasanya adalah mereka yang sangat bangga pada diri mereka sendiri dan memperlakukan orang lain seolah-olah mereka adalah makhluk yang lebih rendah daripada mereka, dan yang umumnya merasa panik ketika rekan kerja atau rekan satu tim mereka mengembangkan diri. Motto yang mereka miliki adalah, "Jika saya tidak dapat memilikinya, Anda juga tidak akan" (Abrugar, 2014).

Mengapa seseorang memiliki Mental Kepiting?

Adanya sifat kompetitif dalam diri adalah hal yang wajar, bahkan seringkali dapat bermanfaat. Di sisi lain, sifat kompetitif yang berlebihan dapat membuat seseorang merasa iri hati dengan kelebihan atau kesuksesan orang lain. Ia dapat melakukan berbagai cara agar si “kompetitor” jatuh atau setidaknya sama denganya. 

Dengan kata lain, orang dengan mental kepiting bisa saja berusaha lebih kuat untuk mencapai tujuannya, namun kepercayaan diri yang rendah membuatnya memilih untuk berhenti berjuang dan “mengajak” orang lain untuk tetap berada pada level pencapaiannya agar ia tidak merasa tertinggal.

photo by Mark Stebnicki on Pexels

Ciri-ciri Orang dengan Mental Kepiting

  • Orang dengan fixed mindset. Fixed mindset adalah pola berpikir yang terbatas, dimana seseorang melihat bahwa bakat atau kemampuan dalam diri seseorang tidak dapat dikembangkan atau diubah sama sekali. Jadi, alih-alih melakukan pekerjaan yang menantang dan memajukan diri mereka ke depan, mereka secara alami bermain kecil dan menarik orang lain ke bawah sebagai sarana untuk "tetap di atas."
  • Merasa paling hebat. Orang dengan dengan mental kepiting seringkali terlalu bangga pada diri mereka sendiri dan seringkali memperlakukan orang lain sebagai makhluk yang lebih rendah.
  • Tidak senang dengan kemajuan dan orang lain. Orang dengan mental kepiting tidak senang jika ada orang lain lebih sukses dibandingkan dirinya. Mereka akan melakukan apa yang dapat mereka lakukan untuk menghambat kemajuan, atau bahkan menghentikan orang tersebut ketika mencoba untuk berhasil. Mereka percaya bahwa menjatuhkan orang lain adalah pilihan tercepat bagi mereka yang ingin terlihat lebih baik dibandingkan orang tersebut (Maharani, 2021).
  • Sulit diajak bekerja sama. Orang dengan mental kepiting cenderung ingin mengerjakan pekerjaan sendiri karena ia tidak mudah percaya dengan kemampuan orang lain. Mereka memperlakukan rekan-rekan mereka sebagai pesaing. Sepertinya kata-kata persatuan dan kerja sama tidak ada dalam kosa kata mereka. Alih-alih memberikan kemenangan kepada seluruh tim, mereka hanya ingin meraih semua kesuksesan untuk diri mereka sendiri (Abrugar, 2014).
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline