Lihat ke Halaman Asli

Nanda Putri Adhiningtyas

Clinical Psychologist

Meningkatkan Kualitas Hidup dengan Gratitude Journal

Diperbarui: 6 Februari 2023   21:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by karolina-grabowska on Pexels

Secara umum, setiap manusia menginginkan hidup yang berkualitas. Meskipun kualitas hidup bersifat subjektif, namun pada umumnya kualitas hidup ini akan terlihat dari kebahagiaan dan kepuasan hidup seseorang. Bagaimana individu memandang dan melihat kehidupannya adalah aspek yang mencerminkan kualitas subjektif individu itu sendiri. 

Menurut WHO (1996), kualitas hidup diartikan sebagai penilaian individu terhadap posisi mereka di dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dalam kaitannya dengan tujuan individu, harapan, standar serta apa yang menjadi perhatian individu.

WHO (1996) merumuskan 6 aspek yang membangun kualitas hidup, yaitu :

  • Kesehatan fisik, yang terdiri dari energi dan kelelahan, dan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat.
  • Kesejahteraan psikologis, terdiri dari citra dan penampilan tubuh, perasaan negatif, perasaan positif, harga diri, berpikir, belajar, memori dan konsentrasi.
  • Tingkat kemandirian, terdiri dari mobilitas, aktivitas sehari-hari, ketergantungan obat-obatan dan bantuan medis, serta kapasitas kerja.
  • Hubungan sosial, berupa relasi personal, dukungan sosial, dan aktivitas seksual.
  • Hubungan dengan lingkungan, terdiri dari sumber daya finansial, kebebasan, keselamatan dan keamanan fisik, pelayanan kesehatan sosial, lingkungan rumah, kesempatan untuk mendapatkan informasi dan ketrampilan baru, keikutsertaan dan kesempatan untuk melakukan rekreasi atau kegiatan menyenangkan, lingkungan fisik (polusi/kebisingan/lalulintas/ iklim), dan transportasi.
  • Keadaan spiritual, berupa agama, spritualitas maupun keyakinan pribadi.

Jika kita bicara mengenai aspek kesejahteraan psikologis, hal ini sangat terkait dengan bagaimana pikiran dan perasaan individu agar memiliki kualitas hidup yang baik. Dengan kata lain, dengan memiliki pikiran dan perasaan yang positif maka seseorang dapat merasa memiliki kualitas hidup yang baik. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan bersyukur atau gratitude.

Kata "gratitude" diambil dari bahasa Latin 'gratia' yang berarti menyukai, serta 'gratus' yang berarti memuji. Gratitude atau syukur dapat didefinisikan sebagai perasaan berterima kasih dan bahagia sebagai respon atas pemberian, entah pemberian tersebut merupakan keuntungan yang nyata dari orang tertentu ataupun momen kedamaian yang diperoleh dari keindahan alamiah (Peterson & Seligman, 2004). Syukur juga dapat didefinisikan sebagai kualitas atau kondisi untuk bersyukur karena telah hidup, dan apresiasi terhadap kecenderungan untuk membalas kebaikan, baik terhadap situasi positif dan negatif, serta melibatkan rasa syukur kepada Tuhan dan rasa syukur terhadap hubungan manusia (Emmons & Mccullough, 2004).

Cara yang mudah untuk menghitung rasa syukur kita adalah dengan menulis jurnal kebersyukuran, atau dikenal dengan gratitude journal. Gratitude Journal dilakukan dengan menuliskan sebuah jurnal harian yang berisi 3-5 hal yang kita syukuri di hari itu. Menulis gratitude journal ini cenderung akan lebih efektif ketika kita fokus pada rasa terima kasih untuk orang lain dibandingkan dengan materi yang kita terima. Penelitian Emmons dan Mccullough (2003) menyebutkan bahwa individu yang menuliskan gratitude journal secara teratur dilaporkan memiliki lebih sedikit gejala penyakit fisik, merasa lebih baik mengenai hidupnya secara keseluruhan dan lebih optimis mengenai kehidupan.

Selain itu, manfaat dari memiliki rasa syukur, diantaranya :

  • Lebih sehat secara fisik.

Secara fisik, orang yang memiliki rasa syukur dapat pulih lebih cepat dari penyakit, menikmati kesehatan fisik yang lebih kuat, dan menurunkan simptom gangguan fungsi tubuh yang bermasalah.

  • Lebih tahan terhadap stress.

Orang yang bersyukur akan dapat mengatasi stres sehari-hari secara lebih efektif

  • Meningkatkan perilaku prososial.

Dampak dari perasaan bersyukur dapat berkembang menjadi reaksi atau tanggapan yang berwujud pada sebuah sikap yang pada akhirnya mendorong atau memotivasi seseorang untuk memberi balasan atas pemberian kebaikan yang dilakukan orang lain.

Bersyukur adalah sikap baik yang perlu kita lakukan. Bersyukur atas segala sesuatu yang kita terima, bersyukur atas kebaikan orang lain, dan tentunya bersyukur kepada yang memberi kita hidup. 

Referensi :

Emmons, R. A., & Mccullough, M. E. (2003). Counting blessings versus burdens: An experimental investigation of gratitude and subjective well-being in daily life. Journal of Personality and Social Psychology, 84(2), 377--389.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline