Lihat ke Halaman Asli

Berupaya Membangun Kesiapan Kerja Siswa SMK, Mahasiswi FPsi UM Berikan Sosialisasi Wawancara Kerja untuk Siswa SMK Bina Cendika YPK Kota Malang

Diperbarui: 25 Desember 2024   15:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi penyampaian sosialisasi wawancara kerja (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Seiring berkembangnya zaman, kebutuhan individu  turut berkembang. Individu pun mulai melakukan berbagai cara yang mungkin untuk memenuhi kebutuhan tersebut, salah satunya dengan bekerja. Untuk bekerja, individu tentunya harus memiliki serangkaian keahlian, kompetensi, dan pengetahuan untuk mendukungnya saat bekerja nanti. Pemenuhan akan serangkaian kebutuhan dalam mempersiapkan individu untuk bekerja ini pun tampaknya didukung oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah. Pemerintah telah meluncurkan berbagai kebijakan untuk sistem pendidikan khusus, yaitu sistem pendidikan vokasi. Dalam sistem pendidian vokasi, individu tidak hanya menerima serangkaian pengetahuan umum, namun individu akan menerima serangkaian pengetahuan, kompetensi, dan keahlian berdasarkan kejuruan yang ada. Kejuruan dalam sistem pendidikan vokasi ini pula telah didasarkan pada berbagai profesi yang umum di masyarakat. Sistem pendidikan vokasi paling dasar ada pada tingkat pendidikan menengah atas, atau yang lebih lazim dikenal sebagai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

SMK digadang-gadang sebagai pencetak kandidat kerja yang potensial, mengingat para siswanya telah dibekali serangkaian kemampuan profesional dan siap terjun ke dalam bursa tenaga kerja. Ironisnya, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa penyumbang angka pengangguran terbesar di Indonesia justru lebih banyak berasal dari lulusan SMK. Hal ini tentu menimbulkan suatu pertanyaan, apakah serangkaian pengetahuan dan keahlian yang telah dipelajari masih belum mampu meningkatkan keterserapan lulusan SMK pada pasar kerja? Nyatanya, pengetahuan dan keahlian kejuruan masih belum cukup untuk menonjolkan diri para lulusan SMK dibandingkan ribuan pencari kerja lainnya. Mereka harus mengembangkan serangkaian soft skills lain untuk mengakomodir hard skills yang telah dimiliki. Salah satu soft skills yang krusial untuk dikuasai adalah kemampuan komunikasi yang baik. Kemampuan berkomunikasi ini pula akan menjadi tolok ukur awal sebab nantinya individu akan dihadapkan pada serangkaian tahap seleksi kerja, salah satunya wawancara kerja. Pada tahapan seleksi inilah individu mendapat kesempatan besar untuk mengunggulkan dirinya dibandingkan kandidat lain dan meninggalkan impresi yang baik pada rekruter untuk memperbesar peluang diterimanya individu. Namun, ternyata sekolah belum menyediakan fasilitas pengembangan kemampuan pendukung seperti ini, sehingga lulusan SMK belum benar-benar menguasai keterampilan pendukung ini.

Seorang mahasiswi psikologi Universitas Negeri Malang, Nanda Alifia Kuswandari pun tak tinggal diam. Di bawah bimbingan Ibu Rakhmaditya Dewi Noorrizki, S.Psi., M.Si., ia memberikan intervensi pada permasalahan ini melalui kegiatan pengabdian masyarakat. Tentunya ia tidak sendiri, bersama  dengan kedua temannya yang lain mengadakan sebuah kegiatan sosialisasi kesiapan kerja, dimana ia sendiri menyajikan materi mengenai wawancara kerja. Pelaksanaan kegiatan ini terbagi atas beberapa tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Keseluruhan ini dilaksanakan dalam kurun waktu kurang lebih dua minggu. Tahap persiapan dilakukan dengan melakukan identifikasi kebutuhan, Nanda mengunjungi beberapa SMK di sekitar lokasinya, mengindentifikasi kebutuhan sekolah akan kegiatan pengabdian masyarakat yang direncanakan, dan tentunya menjalin kerjasama dengan sekolah yang bersangkutan. Setelah melalui beberapa komunikasi yang panjang, pilihan dan persetujuan jatuh pada SMKS Bina Cendika YPK Kota Malang. Pihak sekolah menyambut baik rencana kegiatan ini, mengingat sekolah juga belum pernah memberikan materi serupa pada siswa. Setelah mengukuhkan rencana dan perjanjian kerjasama, tugas yang harus diselesaikan selanjutya adalah persiapan materi. Materi dibuat dengan mengacu pada berbagai sumber kredibel untuk memastikan bahwa siswa mendapatkan informasi yang terpercaya dan absah.

Kegiatan sosialisasi terlaksana pada Selasa, 17 Desember 2024, bertempat di ruang aula SMKS Bina Cendika YPK Kota Malang. Kegiatan memang tidak dihadiri oleh banyak peserta, sejumlah 8 orang siswa yang merupakan gabungan dari kelas 10 dan 11 menjadi audiens dari kegiatan ini. Jumlah siswa memang terbatas, sebab siswa kelas 12 sendiri sedang menjalankan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan sebagian siswa lain sudah mulai kembali ke kampung halaman mengingat tanggal pelaksanaan kegiatan berada pada minggu terakhir kegiatan pembelajaran pada semester ini. Namun, sedikitnya peserta yang hadir tidak menyurutkan semangat pemateri, pun tidak mengurangi antusiasme peserta itu sendiri. Penyampaian materi berlangsung dalam kurun waktu 45 menit, diselingi dengan sesi roleplay sederhana dengan beberapa peserta, meminta mereka untuk mencoba menjawab beberapa pertanyaan umum dalam wawancara kerja. Kebahagiaan membuncah melihat siswa sangat antusias selama berjalannya sosialisasi. Beberapa mencatat dan manggut-manggut paham, sebagian yang lain, selayaknya Generasi Z, mengeluarkan ponselnya dan memotret beberapa bagian dari materi yang dirasa penting. Para peserta pun sangat kooperatif, dengan sedikit malu-malu, para peserta terpilih tak mengelak saat diminta unjuk gigi untuk memberi contoh dalam menjawab pertanyaan wawancara yang diajukan. Kegiatan terlaksana dengan lancar diiringi riuh rendah lontaran reaksi peserta pada rekannya. Tidak ada kendala berarti dalam terlaksananya kegiatan ini, hanya beberapa ponsel siswa yang tidak dapat mengakses kuesioner pre-test dan post-test yang diberikan, namun kendala ini segera teratasi dengan meminjamkan siswa perangkat yang dimiliki oleh tim pemateri.

Dokumentasi pelaksanaan agenda roleplay (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Pelaksanaan kegiatan ditutup dengan agenda klasik yang kerapkali dinantikan, atau mungkin bahkan terlewatkan banyak orang: tanya-jawab. Namun, lagi-lagi dewi fortuna hadir di tengah pelaksanaan kegiatan. Para siswa ramai-ramai membombardir tim pemateri dengan berbagai pertanyaan. Alih-alih lelah atau bingung, situasi ini justru membangkitkan kebanggaan dan kesenangan sendiri mengetahui bahwa para siswa masih setia memberikan atensinya disana, mengetahui bahwa para siswa masih haus akan berbagai informasi yang tidak tersampaikan dan mengusik hatinya. Setelah kisaran 20 menit berlalu, agenda tanya-jawab pun berakhir dan peserta diminta untuk mengerjakan kuesioner post-test yang nantinya akan digunakan untuk mengevaluasi pemahaman peserta terhadap materi yang telah diberikan. Sebagai penutup dan bertindak sebagai metode evaluasi pelaksanaan kegiatan, tim pemateri meminta peserta untuk menuliskan kesan, pesan, kritik, maupun saran pada selembar kertas yang diberikan. Hasilnya, tak sedikit siswa memberikan apreasiasi terhadap berjalannya kegiatan ini, namun terdapat beberapa saran perbaikan pula yang disampaikan, seperti peserta berharap sesi ice-breaking diperlama, penyampaian materi dibuat lebih sederhana dan tidak bertele-tele, serta meminta materi agar lebih disederhanakan supaya mudah dipahami. Namun, di antara berbagai pesan yang telah diberikan, para pesera tetap menunjukkan peningkatan terhadap pemahamannya akan wawancara kerja. Hal ini tampak dari hasil perbandingan skor pengerjaan pre-test dan post-test peserta, dimana terdapat peningkatan pemahaman sebesar 109%. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan ini terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa SMK terhadap wawancara kerja.

Dokumentasi pelaksanaan agenda tanya-jawab (Sumber : Dokumentasi pribadi)

Terakhir, tentu saja serangkaian kegiatan ini tidak dapat berjalan tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, Nanda bersama tim peneliti berterima kasih khususnya pada pihak SMKS Bina Cendika YPK Kota Malang atas kesediaan dan fasilitas yang telah diberikan, kepada para peserta atas antusiasme yang tinggi, serta tentunya kepada dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan untuk menyukseskan berjalannya kegiatan ini. Semoga, melalui kegiatan ini, para peserta dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh untuk membantunya dalam memperoleh pekerjaan ketika telah menamatkan pendidikannya nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline