Lihat ke Halaman Asli

Nanda Ilham

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember

Pasar dan Perdagangan Bebas: Perwujudan Liberalisme Ekonomi dan Kapitalisme

Diperbarui: 14 Maret 2024   21:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

       Pemikiran Adam Smith dan David Ricardo di abad ke-18 melahirkaan sebuah konsep dan sistem perekonomian baru yaitu Kapitalisme dan Ekonomi Liberal. Meskipun begitu, kedua ide baru tersebut belum dapat mengubah wajah perekonomian pada saat itu yang didominasi oleh sistem ekonomi nasionalis yang telah singgung sebelumnya yaitu Merkantilisme. Hal ini dikarenakan Merkantilisme dianggap dapat memperkuat negara hanya dengan menumpuk kekayaan. Namun, ketika kongsi-kongsi dagang monopoli Eropa di Asia mulai mengalami kemunduran dan keruntuhan, termasuk EIC milik Britania Raya dan VOC milik Belanda yang  menyebabkan ketidakstabilan pasar dan terganggunya perekonomian negara. Dari siilah terjadi transisi dari sistem ekonomi Merkantilisme menjadi Kapitalisme dan Ekonomi Liberal

       Kapitalisme dan Ekonomi Liberal yang menjadi sistem perekonomian revolusioner pada saat itu sebelum adanya pemikiran Marxis hadir dengan aktor-aktor yang mulai menyadari betapa pentingnya pasar dan perdagangan dengan negara lain. Menjaga hubungan yang baik antar negara untuk memastikan dapat terjalinya perdagangan yang menguntungkan bukan hanya untuk satu aktor saja tetapi lebih. Sama seperti sistem sebelumnya, Interest dan Profits menjadi penting dalam  hubungan dagang antar negara namun perbedaanya disini dapat dilihat dari bagaimana para aktor berinteraksi. Disini, negosiasi dagang terjadi tanpa menggunakan tindakan koersiif untuk menekan suatu aktor menerima persetujuan dagang yang menguntungkan satu pihak. Para aktor melakukan negosiasi untuk menemukan apa yang menguntungkan dan merugikan yang nantinya diakhiri dengan pilihan yang setidaknya paling menguntungkan dua pihak dari pilihan yang ada

       Meskipun begitu, tidak berarti Kapitalisme dan Ekonomi Liberal ini merupakan konsep yang sempurna. Hal-hal yang ada dalam Merkantilisme juga dapat masuk ke dalam Kapitalisme dan Ekonomi Liberal. Salah satu yang paling mencolok hingga saat ini adalah monopoli perdagangan.. Pada era Merkantilisme, monopoli dagang dan pasar dimanfaatkan oleh kongsi-kongsi dagang dan negara, Kapitalisme dan Ekonomi Liberal kini dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan dan individu-individu. Mereka memonopoli pasar dengan memanfaatkan sistem baru tersebut untuk memperkaya diri mereka sekaya mungkin. Namun sebagai dampaknya, hal ini menyebabkan pasar menjadi tidak stabil. Untuk menangani hal tersebut, perlu ada Perdagangan Bebas (Free Trade) dan  Pasar Bebas (Free Market)

        Perdagangan Bebas yang menjadi jelmaan Kapitalisme dan Ekonomi Liberal menekankan pada perdagangan antar aktor yang tidak dapat diganggu oleh regulasi tertentu. Dengan memberlakukan Perdagangan Bebas, perdagangan antar dua negara atau lebih dapat dijamin berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan yang signifikan. Para aktor perdagangan juga tidak perlu khawatir akan intervensi negara dalam melakukan perdagangan dengan aktor lainya. Justru disini, negara diharapkan untuk dapat menjamin dan melindungi perdagangan yang terjadi. Hal ini dikarenakan perdagangan antar aktor tersebut dapat memenuhi kebutuhan negara dan membantu dalam pembangunan perekonomian negara. Perbedaan ideologi dan agenda politik antar negara juga cenderung tidak menghambat perdagangan antar negara mengingat dampaknya terhadap perekonomian

       Dalam perdagangan sendiri terdapat faktor penting yang mempengaruhi berjalanya perdagangan antar negara yaitu tarif. Tarif yang konsepnya sama dengan pajak tetapi disini khusus digunakan dalam perdagangan internasional yang meliputi ekspor yang keluar dan impor yang masuk. Dengan adanya tarif, harga produk-produk akan menjadi mahal dari harga aslinya. Hal ini menyebabkan konsumer dalam negri membayar harga yang lebih besar daripada konsumer dari negara yang mengekspor produk tersebut yang dimpor ke dalam negri. Disisi lain, Apabila negara importer memutuskan untuk memotong impor, negara eksporter akan mengalami kerugian kehilangan pasar. Untuk itulah mengapa pemerintah diperlukan dalam menjaga perdagangan dengan negara lain antara memilih untuk memotong atau bahkan secara total menghapus tarif. Dengan melakukan hal tersebut, skenario harga tinggi dapat tercegah dan perdagangan dapat menguntungkan sesama pihak

       Karena perdagangan bebas memerlukan sebuah jangkauan dan cangkupan yang dapat memfasilitasi adanya perdagangan bebas, diperlukan adanya Zona Perdagangan Bebas (Free Trade Zone). FTZ ini meskipun dilihat dari namanya sebenarnya bukan merupakan sebuah lokasi namun FTZ ini lebih merujuk pada persetujuan antar aktor ekonomi internasional untuk memfasilitasi adanya perdagangan bebas salah satunya yaitu dengan pemotongan atau penghapusan tarif  yang telah dibahas sebelumnya. Selain tarif, juga dibahas prosedur dagang, resolusi perselisihan dagang, transportasi produk, dan proteksi produk. FTZ dapat membantu bukan hanya hubungan ekonomi antar negara tetapi juga mempermudah akses produk luar negri dengan harga yang terjangkau dan membantu pembangunan ekonomi negara yang terlibat. Selain itu, FTZ juga dapat menyediakan persaingan yang dapat menumbuhkan inovasi dan mencegah adanya monopoli untuk menciptakan perdagangan internasional yang bebas dan adil

       Unsur selanjutnya yang tidak kalah pentingnya juga dalam Kapitalisme dan Ekonomi Liberal yaitu Pasar Bebas (Free Market). Hal ini terutama memiliki keterkaitan yang sangat erat prinsip Kapitalisme dan Ekonomi Liberal yang meliputi kepemilikan properti pribadi dan hak-hak individual. Sama dengan FTZ, dalam Pasar Bebas terdapat transaksi berdasarkan permintaan dan penawaran tanpa adanya kontrol dari pemerintah negara namun masih memungkinkan ada pengaruh dari Organisasi Internasional yang berbasis perekonomian. Dengan begitu, aktor-aktor dapat bebas melakukan kegiatan transaksi dengan aktor-aktor lainya tanpa perlu mengkhwatirkan akan adanya agenda dari pihak eksternal yang dapat menganggu aktivitas transaksi yang ingin dijalankan. Hal ini juga mendorong persaingan yang dapat menumbuhkan kreatifitas dan inovasi dalam spesialisasi atau variasisi untuk meningkatkan produktifitas para aktor yang terlibat

       Kapitalisme Laissez-Faire dan Sosialisme Voluntir merupakan beberapa contoh wujud dari Pasar Bebas. Namun, Sosialisme Voluntir sedikit menjauh dan bertentangan dari Kapitalisme dan Ekonomi karen ini meliputi kepemilikan bersama alat-alat produksi. Hal ini dikarenakan alat-alat produksi tersebut dapat membantu masyarakat dalam skala yang sangat luas untuk dapat melakukan produksi dan membantu meningkatkan produktifitas suatu negara. Dengan begitu, produk dari pengguna Sosialisme Voluntir ini dapat membajiri pasar yang bukan hanya dapat memenuhi pembangunan ekonomi negara namun kebutuhan para produsen-produsen tersebut. Namun, bentuk Pasar Bebas ini memiliki kelemahan dengan tidak adanya persaingan yang mengakibatkan berkurangnya inovasi. Para pemikir Kapitalis dan Ekonomi Liberal cenderung memanggil bentuk ini sebagai Sosialisme versi Kapitalis yang dimaksudkan dengan tujuan memperkaya masyarakat

       Sebagai kesimpulan Ekonomi Liberal dan Kapitalisme menekankan pasar dan perdagangan tanpa intervensi negara. Tarif yang merupakan kunci penting dalam mencegah harga tinggi dan mendorong pembangunan ekonomi, sangat penting dalam memfasilitasi perdagangan bebas. Zona Perdagangan Bebas (FTZ) memfasilitasi hal ini, sementara Ekonomi Liberal mendorong persaingan, kreativitas, dan inovasi, serta mendorong pendekatan kapitalisme yang lebih liberal. Pasar Bebas ada dalam mendukung transaksi antar aktor ekonomi yang terlibat dalam suatu perdagangan bebas terlepas dari kontrol pihak luar. Semua hal tersebut menjadi perwujudan dari wajah Kapitalisme dan Ekonomi Liberal yang hingga saat ini masih ada dan berkembang, bahkan mendorong negara dengan ideologi yang bertentang untuk ikut Bandwagoning dalam sistem tersebut demi kestabilan ekonomi negara

Daftar Pustaka

https://bbs.binus.ac.id/ibm/2018/03/the-economic-liberal-perspective/ 'The Economic Liberal Perspective'. Binus Business School

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline