Lihat ke Halaman Asli

Andesna Nanda

TERVERIFIKASI

You Are What You Read

Final Euro 2024: Duel Maut Dua Filosofi Baru

Diperbarui: 14 Juli 2024   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Final EURO 2024 Spanyol vs Inggris (Sumber: Instagram/@euro2024

Sepak bola selalu menjadi olahraga yang berkembang seiring berjalannya waktu, mengadopsi taktik, strategi, dan filosofi baru. Final Euro 2024 akan menampilkan duel maut antara dua tim yang memiliki gaya bermain berbeda dan inovatif.

Final Euro 2024 menandai momen penting dalam evolusi filosofi sepak bola, karena kedua tim, Spanyol dan Inggris memperkenalkan “pendekatan” baru yang mencerminkan perubahan lanskap filosofi sepak bola.

Spanyol saat ini, selepas gagal total di Piala Dunia 2022, mengadopsi gaya penguasaan bola yang terinspirasi oleh tim Barcelona di awal tahun 2010-an dan tipis-tipis dikombinasikan dengan bertahan gaya Atletico Madrid era Simeone, sementara Inggris menerapkan sistem pressure tinggi yang mengingatkan kita pada kesuksesan tim Liverpool di bawah asuhan Jurgen Klopp.

Filosofi Baru Inggris

Salah satu aspek kunci dari gaya Southgate adalah fleksibilitas taktis yang ia tanamkan dalam tim.

Ia dikenal karena mengadopsi formasi berbeda berdasarkan lawan, apakah itu tiga bek, empat bek, atau bahkan bereksperimen dengan lima bek.

Southgate juga cerdas dalam penyesuaian taktis yang dilakukan selama pertandingan, seperti pergantian pemain, perubahan formasi, dan instruksi dalam pertandingan, yang sepanjang Euro 2024 ini berdampak besar pada hasil akhir.

Southgate juga menekankan pentingnya mempertahankan penguasaan bola dan membangun permainan dari belakang. Tim  Inggris kerap fokus sabar mengedarkan bola, menunggu momen tepat menembus pertahanan lawan.

Pendekatan berbasis penguasaan bola ini telah membantu Inggris mengendalikan permainan dan mendikte tempo. Dalam konteks ini, terlihat seperti AC Milan era Ancelotti dengan Bellingham yang berperan agak mirip dengan Kaka.

Di bawah Southgate, Inggris menunjukkan kemauan untuk menekan tinggi di lapangan, bertujuan untuk memenangkan bola kembali dengan cepat dan melancarkan serangan balik yang cepat.

Gaya permainan ini efektif membuat lawan lengah dan menciptakan peluang mencetak gol. Gol Ollie Watkins di semifinal melawan Belanda telah membuktikan hal ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline