Bertahun-tahun yang lalu ketika saya masih berada dalam fase awal kedewasaan diri, saya pernah merasa bahwa saya banyak memiliki kekurangan dibandingkan dengan teman-teman saya.
Misalkan kamu memberi tahu saya bahwa kamu lebih suka sakit gigi daripada mendengar saya bernyanyi dan bermain alat musik.
Dulu hal itu saya anggap menyedihkan, tapi saat ini saya tidak akan bersikap defensif terhadap diri sendiri seandainya hal tersebut terjadi kembali.
Ini karena saya sadar bahwa saya tidak perlu malu dengan suara saya dan saya tahu bahwa salah satu kekurangan saya adalah saya tidak memiliki bakat dalam hal musik.
Dulu saya sempat menyesal kenapa saya tidak belajar bernyanyi dan bermain alat musik dan mencoba untuk menjadi selebritas terkenal seperti yang selalu saya impikan saat remaja dulu.
Kemudian dulu saya juga sempat bercita-cita menjadi seorang dokter namun juga tidak tercapai karena satu dan lain hal persyaratan yang saya tidak bisa penuhi.
Namun apakah saya kemudian tetap dengan keras kepala mempertahankan semua “kekurangan” tersebut seumur hidup? Jawabannya adalah tidak.
Saya berhasil keluar dari kondisi keterbatasan itu dan mencoba berdamai dengan diri sendiri dan menemukan hidden gem bahwa ternyata ketidaksempurnaan diri itu terkadang adalah kekuatan super kita di semesta yang lain.
Kalau kamu sudah menonton film Marvel Cinematic Universe (MCU) yang terbaru yaitu Dr. Strange: in Multiverse of Madness, film ini mengisahkan lintasan semesta yang berbeda dengan diri kita di semesta yang kita jalani saat ini.
Tentunya film itu adalah fiksi, namun benang merah yang ingin saya tarik adalah setiap dari kita tentu mempunyai kekurangan dan ketidaksempurnaan, namun bagaimana kita bisa membuat diri kita berhasil dengan segala kelebihan kita di “semesta” yang lain adalah jauh lebih penting.