Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders atau yang disingkat DSM adalah alat taksonomi dan diagnostik yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association (APA) dengan paduan utama untuk diagnosis-diagnosis psikiatris.
Dalam sebuah kelas di Universitas Al-Azhar Indonesia, dijelaskan bahwa menurut DSM gangguan kepribadian atau personality disorders dikelompokkan dalam 3 clusters yaitu cluster A, B, dan C.
Pada cluster A mencakup personality disorders yang tergolong ke dalam "the weird" atau keanehan.
"The weird" yang dimaksud seperti Paranoid PD, Schizoid PD, dan Schizotypal PD. Paranoid PD yang bercirikan kesulitan memercayai orang lain; Schizoid PD yang bercirikan tidak menunjukkan ketertarikan untuk berhubungan dengan siapapun; dan Schizotypal PD dengan ciri masalah relasi sosial dan cara berpikir yang aneh.
Pada cluster B personality disorders yang tergolong adalah "the wild" atau dramatic/emotional. Antisocial PD, Borderline PD, Histrionic PD, ataupun Narcissistic PD termasuk ke dalam "the wild" ini.
Bapak Firman Ramdhani, dosen yang mangampu dalam salah satu mata kuliah di kampus swasta Islam terbaik Jakarta ini menegaskan bahwa Antisocial yang dimaksud bukan antisocial seperti yang sering dilontarkan remaja saat ini.
Jika antisocial yang mereka pahami bercirikan seseorang dengan jiwa yang malas berinteraksi, maka dalam personality disorder Antisocial bercirikan seseorang yang menolak mengikuti norma sosial dan tidak menuruti otoritas sehingga bisa saja terdapat riwayat pelanggaran hukum.
Kemudian Borderline Personality Disorder bercirikan emosi yang tidak stabil, self-esteem yang fluktuatif dan turbulent relationship; Histrionic PD dengan ciri pencari perhatian dan dramatic; Narcissistic PD yang memiliki ciri tidak hangat dan sulit berempati dengan orang lain serta arogan.
Lalu pada cluster 3, terdapat personality disorder dengan sebutan "the worried". Gangguan yang tergolong yaitu Avoidant PD, Dependent PD, dan Obsessive-Compulsive PD.
Avoidant PD memiliki ciri kesulitan dalam memulai suatu hubungan karena adanya ketakutan akan ditolak atau dikritik; Dependent PD dengan kebutuhan untuk perlu diperhatikan atau terlalu bergantung terhadap orang lain; serta terlalu khawatir akan kesempurnaan dan berurutan yang menjadi ciri Obsessive-Compulsive PD.