Secara umum, orang menyamakan kedua hal tersebut. Padahal sebenarnya keduanya berbeda.
Menurut Fazio & Roskos-Ewoldsen dalam buku Baron & Byrne, sikap adalah association between attitude object (virtually any aspects of the social world) and evaluation of those objects.
Jadi, sikap adalah penilaian positif atau negatif terhadap ide, seseorang, suatu kelompok, ataupun benda.
Dalam kelas Psikologi Sosial di UAI, dijelaskan bahwa sikap terbentuk dari pembelajaran sosial, sosial comparison, bahkan juga bisa terbentuk dari genetik.
Contohnya, sedari kecil seorang anak terbiasa mendengar orang tuanya mengatakan bahwa orkestra adalah hal yang membosankan. Sehingga ketika dewasa, penilaian anak terhadap orkestra adalah membosankan.
Lalu apa bedanya dengan tingkah laku? Tingkah laku adalah bagaimana seseorang mengekspresikan sikapnya.
Jadi ketika seorang anak tadi menilai orkestra membosankan, kemungkinan tingkah lakunya adalah menjauhi hal-hal yang berbau dengan orkestra tersebut.
Namun, salah satu mata kuliah Psikologi di kampus swasta Islam terbaik Jakarta ini juga memaparkan bahwa tidak selamanya sikap dapat menentukan tingkah laku.
Hal ini dibuktikan dengan penelitian dari LaPiere tahun 1934 dan sepasang orang Cina yang mengunjungi banyak hotel dan motel dan memberikan pelayanan yang sopan. Tetapi ketika ditanya melalui surat apakah mereka akan melayani pelanggan beretnis Cina, lebih dari 90% menyatakan tidak. Sedangkan sebelumnya mereka telah melayani pelanggan Cina dengan baik.
Simpulnya, sikap dan tingkah laku dapat berhubungan tetapi tidak selamanya sikap dapat menentukan tingkah laku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H