Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan di Era Pandemi Covid-19 Ditinjau dengan Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons

Diperbarui: 30 Desember 2021   09:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Pendahuluan

Pada tahun 2020 tepatnya di awal bulan Maret, Indonesia digemparkan dengan adanya masyarakat yang terindikasi tertular virus Covid-19 (Corona Virus Desease 2019). Virus yang lebih dikenal dengan Virus Corona ini muncul pertama kali di Kota Wuhan, China yang kemudian menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. 

Sejak saat itu pemerintah Indonesia membuat dan menerapkan berbagai himbauan kepada masyarakat untuk  menjaga jarak, memakai masker setiap berpergian keluar rumah, dan menjauhi kerumunan sebagai upaya pencegahan penularan Virus Covid-19. 

Namun demikian tetap saja masyarakat yang tertular Virus Covid-19 semakin melonjak drastis sehingga menyebabkan berubahnya berbagai tatanan di banyak bidang tak terkecuali pendidikan.

Bidang pendidikan termasuk salah satu bidang yang terkena dampak yang sangat besar akibat pandemi Covid-19 ini. Karena perubahan dan pembaharuan kebijakan yang terjadi, kini siswa tidak lagi melakukan pembelajaran di sekolah, melainkan hanya belajar di rumah dengan menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh (daring). Himbauan dan ajakan pemerintah untuk tetap di rumah dan menjaga jarak harus sebisa mungkin diakukan untuk mencegah penularan Virus Covid-19 dalam skala yang lebih besar lagi.

Agar kegiatan pendidikan tetap berjalan dengan maksimal, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa  Darurat  Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). 

Dalam Surat Edaran tersebut menyatakan bahwa pendidikan harus tetap diberikan melalui komputer, laptop, atau ponsel yang terhubung dengan koneksi internet. 

Pendidik dapat memberikan materi pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi digital dan berbagai platform sosial media seperti melalui grup media WhatsApp, Facebook, Instagram, Youtube, Google Classroom dan berbagai platform lainnya. 

Dengan demikian pembelajaran jarak jauh mengharuskan tenaga pendidik untuk lebih melek teknologi agar dapat membuat pembelajaran tidak terkesan monoton dan membosankan, peserta didik juga diharuskan lebih aktif dalam mengolah dan mencermati setiap materi yang diberikan. 

Intinya perubahan ini membuat menuntut seluruh elemen pendidikan antara lain peserta didik, tenaga pendidik dan orang tua harus bekerja sama untuk dapat bersama-sama mensukseskan pembelajaran jarak jauh.

Isi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline