Lihat ke Halaman Asli

Nanda Dahlian Febrianti

Future Journalist

"Masak-Masak" sebagai Suatu Kearifan Lokal Musi Rawas

Diperbarui: 22 Mei 2022   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kearifan lokal dapat diartikan sebagai suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup, pandangan hidup (way of life) yang mengakomodasi kebijakan dan kearifan hidup. 

Sedangkan menurut Putu Oka Ngakan kearifan lokal adalah tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan secara arif.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap masyarakat di suatu daerah memiliki kearifan lokal masing-masing. Tak terkecuali di daerah Musi Rawas, Sumatra Selatan.

Kabupaten yang beribu kota di Muara Beliti ini terdiri dari beberapa kelurahan dan juga desa. Masyarakat yang tinggal di Musi Rawas juga terdiri dari berbagai suku. 

Salah satu kearifan lokal yang sering dijumpai yaitu budaya Masak-masak atau dikenal juga dengan nama "Bemasak". Namun, masak-masak di sini bukan hanya memasak makanan untuk dimakan di rumah seperti biasa.

Masak-masak di sini berarti memasak secara bersama-sama atau bergotong royong antarwarga untuk membantu tetangga yang sedang mengadakan hajatan seperti pernikahan, khitanan, aqiqah, dan lain sebagainya. Uniknya tidak hanya para perempuan yang memasak melainkan para laki-laki juga turut membantu. Biasanya mereka membagi tugas, perempuan memasak lauk pauk sedangkan laki-laki memasak nasi dan air minum. Biasanya juga masak-masak ini dilakukan mulai dari beberapa hari sebelum hari pesta, pada saat itu para perempuan mulai menyiapkan kue, bolu, dan berbagai makanan kering.

Kegiatan tersebut telah berlangsung secara turun-temurun terutama di daerah pedesaan. Meskipun sudah ada berbagai cara untuk mempermudah acara seperti adanya jasa, jasa wedding organizer katering dan lain-lain, tapi masyarakat masih melakukan tradisi masak-masak untuk menjalin silaturahmi antarwarga.

Di daerah lain kerifan lokal seperti ini juga sering dijumpai, namun lebih dikenal dengan nama rewangan. 

Tidak diketahui pasti bagaimana asal mula budaya masak-masak dapat berkembang di Musi Rawas. Namun, yang pasti kebudayaan tersebut berhasil menguatkan semangat gotong royong dan mempererat hubungan kekerabatan antarwarga. Serta menghilangkan anggapan bahwa hanya perempuan saja yang harus memasak dan mengurus dapur seperti yang sering terjadi di masyarakat kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline