Lihat ke Halaman Asli

Nanda Inb

Content Writer

Unsur Stile (Gaya Bahasa) dalam Puisi "Yang Fana Adalah Waktu" Karya Sapardi Djoko Damono

Diperbarui: 28 Januari 2024   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Pexels/Wallance Chuck

Yang Fana Adalah Waktu

Yang fana adalah waktu.

Kita abadi memungut detik demi detik,

merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa
"Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?" tanyamu.
Kita abadi.

Analisis unsur stile: bunyi, leksikal, gramatikal, dan bahasa figuratif dalam puisi "Yang Fana Adalah Waktu" Karya Sapardi Djoko Damono:

1. Bunyi

Dalam puisi "Yang Fana Adalah Waktu" ini terdapat unsur bunyi berupa persajakan, irama, nada dan suasana. Persajakan yang terdapat pada puisi tersebut berupa asonansi (pengulangan bunyi vokal dalam satu baris kalimat) dan aliterasi (pengulangan bunyi konsonan dalam satu baris kalimat). Pada bait puisi tersebut terdapat asonansi dan aliterasi. Larik pertama Yang fana adalah waktu didominasi asonansi vokal [a], dapat dilihat bahwa kata-katanya didominasi vokal [a]. 

Pada larik kedua Kita abadi memungut detik demi detik terdapat asonansi vokal [i] dan aliterasi konsonan [d]. Asonansi vokal [i] terdapat pada tengah dan akhir kata, sedangkan alitersi konsonan [d] terdapat pada awal kata. Dengan adanya asonansi dan aliterasi dalam puisi tersebut dapat membangkitkan evokasi atau peraturan sajak untuk membangkitkan bunyi-bunyi pada kata-kata yang mirip. 

Pada puisi "Yang Fana Adalah Waktu" terdapat efoni atau keteraturan bunyi sehingga dapat membangkitkan irama dan membuat puisi menjadi melodis. Efoni itu muncul karena adanya asonansi dan aliterasi pada larik-larik puisi tersebut. Nada dan suasana yang sesuai juga dapat menjadi faktor pendukung keindahan puisi tersebut. 

Puisi tersebut akan semakin indah jika dibawakan dengan nada dan suasana yang sesuai. Puisi "Yang Fana Adalah Waktu" ini sangat cocok dibacakan dengan nada kepasrahan, tidak terlalu cepat, dan penuh penghayatan. Suasana yang dapat mendukung puisi tersebut adalah suasana penuh haru.

2. Leksikal

Pada puisi "Yang Fana Adalah Waktu" terdapat unsur leksikal berupa antonimi atau lawan kata, seperti pada kata 'fana' berlawanan dengan 'abadi'. Terdapat juga kolokasi atau sanding kata yang cenderung digunakan berdampingan, seperti pada kata 'waktu' dan 'detik'.

3. Gramatikal

Pada puisi "Yang Fana Adalah Waktu" terdapat unsur gramatikal berupa referensi endoporis atau pengacuan yang terdapat di dalam teks, seperti pada kata 'mu' dalam tanyamu  dan 'kita'. Lalu terdapat substitusi nomina, seperti pada kata 'bunga'. Substitusi verba, pada kata 'memungut'dan 'merangkainya'. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline