Lihat ke Halaman Asli

Supriadi, Sosok Inspiratif Asal Kasepuhan Ciptagelar

Diperbarui: 15 Mei 2019   22:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Kang Apri (kanan) bersama para petani di Kasepuhan Ciptagelar

Sukabumi - Supriadi Patrio atau biasa di sapa dengan Kang Apri ini lahir pada tanggal 20 februari 1990. Ia merupakan pemuda yang berasal dari Kampung adat Kasepuhan Ciptagelar, Desa Sinaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat. Di tempat tinggalnya ia dikenal sebagai pemuda yang ramah bersahaja.  Selama masa remaja, ia memanfaatkan waktunya untuk menimba ilmu. Ia telah lulus bangku SMA pada tahun 2010 dan ingin menggapai cita-citanya sebagai PNS. Maka ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi dengan mendaftar ke salah satu Perguruan Tinggi Negeri Kedinasan di Bogor.  Namun, keberuntungan belum berpihak, ia tidak lolos seleksi masuk dan hal ini memaksanya untuk kembali pulang ke kampung halamannya. 

Usaha memang tidak pernah menghianati hasil. Setelah sekian lama ia berusaha atas dirinya sendiri, Pada tahun 2014,  ia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya ke negeri sakura, Jepang. Sebelum berangkat ke Jepang,  Kang apri diketahui mendapatkan pendidikan dasar di Oisca Sukabumi Training Center terlebih dahulu. Oisca merupakan lembaga dari Jepang yang mengurus dan mempersiapkan keberangkatannya. 

Setelah 3 tahun lamanya,  kang apri berujar bahwa disana ia mendapatkan pengalaman tak terlupakan serta ilmu tentang pertanian dan teknologi di Okinawa, Jepang. Mengingat zaman yang semakin berkembang,  kang apri ingin ilmu tentang pertanian dan teknologi yang didapatnya di Jepang agar diterapkan di kampungnya yaitu Kasepuhan Ciptagelar. Pada tahun 2018 ia kembali ke Indonesia dan membentuk kelompok tani PAMULAR (Patani Muda Ciptagelar) yang menaungi 30 petani muda di Kasepuhan Ciptagelar.

Kasepuhan Ciptagelar merupakan kampung adat sunda dengan tradisi dan ada istiadatnya yang masih terjaga sejak 640 tahun yang lalu. Sistem kepemimpinannya didasarkan pada garis keturunan. Hal yang membedakan kampung adat kasepuhan ciptagelar dengan kampung adat lainnya yaitu sistem pertanian. Mengapa?  Sebab sistem pertanian di kampung adat kasepuhan ciptagelar terbilang masih menggunakan cara yang alami. Penanaman menggunakan bibit lokal, pemupukan dengan cara yang tradisional, bahkan pembajakan sawah pun tidak dilakukan dengan alat pertanian yang modern. Hal ini dilakukan guna menjaga kelestarian adat istiadat di kasepuhan ciptagelar. Warga memperoleh pangan sumber karbohidrat hasil panen padi sendiri, namun lain halnya dengan sumber protein hewani, nabati, buah2an yang masih diperoleh dengan membeli.

Adanya potensi pertanian serta alam yang mendukung di indonesia, seharusnya masyarakat bisa memanfaatkan hal tersebut di kampung halamannya masing2 seperti yang dilakukan oleh kang apri. Meski bentuk perubahan yang dilakukannya tidak terlalu besar, namun kini kang apri membawa dampak yang besar khususnya bagi warga di kampung adat kasepuhan ciptagelar dalam bidang pertanian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline