"Mendayunglah dua sisi. Jangan biarkan bahteramu timpang dan terhempas di lautan." ~Nirania~
Sebuah biduk rumah tangga di takdirkan adanya ikatan batin antara pasangan suami istri, pertemuan dalam hal suka duka. Lelaki yang bertanggung jawab, selalu menjaga dan merawat istri.
"Karena cantiknya seorang istri tergantung cara suami memperlakukannya," Petuah ibu di kampung.
Apabila rumah tangga tidak di dayung bersama pasti keliatan oleng. Lelaki bergaya bos akan membebankan semua pekerjaan pada istrinya, bahkan dobel job. Keegoisan suami terus-terusan terlihat ketika mendominasi kekuasaan.
Pada sore itu, seperti biasa suami pulang kerja dan sampai di rumah jam 5.30 wib, ia segera melakukan ritual mandi dan acara makan malam. Lalu bersiap-siap memenuhi janji dengan relasi, tapi diurungkan.
Namun, berbeda dengan sore itu, jurus omelan tingkat dewa keluar dari mulut orang yang aku cintai. Lantas, seperti apakah balasan cinta darinya?
"Minaaahh ... Minaahh! Ambil Rafa dan Marwa bawa main! Kembar gangguin papanya makan. Papa, nggak bisa dengar suara berisik," keluhnya dengan raut masam.
Padahal Minah baru saja dari kamar mandi menuntaskan rasa ke belakang. Tergopoh-gopoh ia berjalan menggendong si kembar agar suami tidak ribut. Tak terasa kaki pun kejedut pintu, meskipun kesakitan tak dihiraukannya. Minah gegas mendatangi arah suara teriakan suami.
Begitu juga siang itu, mas Joni pulang kerja agak lebih cepat, tidak seperti biasa. Dari arah pintu terdengar suara menggeram dengan tatapan menahan amarah.
Selang berapa menit, terjadilah kegaduhan di ruang depan.