Konflik psikologis remaja timbul akibat dari ketidakberfungsian keluarga secara utuh menjadikan remaja hilang kendali. Keputusasaan, kekecewaan sebagai manifestasi diri ke dalam hal-hal bersifat dekstruktif. Alih-alih manut, jiwa kritisnya meronta oleh kesibukan yang absurd. Konsep hidup seperti itu merupakan ciri-ciri egosentris di kalangan remaja.
"Geliat keemasan dalam bingkai yang tertata apik, bagaikan merajut helai demi helai benang sutra yang menjelma cantik."
Ketika remaja mengalami proses tumbuh kembang dari segala aspek perubahan fisik, mental dan sosial. Apakah menurut anda, menghadapi kaum remaja itu rumit? Yuks! penulis akan mengajak pembaca berselancar memasuki dunia remaja kembali.
Pakar kesehatan menerangkan bahwa di dalam masa remaja terjadi apa yang dinamakan growth spurt atau pertumbuhan cepat, juga pubertas. Pada fase tersebut, terjadi pertumbuhan fisik disertai perkembangan mental-kognitif, psikis, juga terjadi proses tumbuh kembang reproduksi yang mengatur fungsi seksualitas. Menkes mengatakan bahwa masa remaja seringkali dianggap sebagai periode hidup yang paling sehat. Beberapa pernyataan ini penulis lansir dari laman Kemkes.go.id
Padahal, pertumbuhan fisik pada remaja tidak selalu disertai dengan kematangan kemampuan berpikir dan emosional. Selain itu, di masa remaja juga terjadi proses pengenalan jati diri, dan kegagalan dalam proses pengenalan diri ini bisa menimbulkan berbagai masalah.
Remaja adalah masa transisi dari fase anak-anak menuju dewasa, di mana pesatnya peningkatan hormonal yang mempengaruhi perubahan fisik, psikis dan sosial pada lelaki maupun perempuan menuju kematangan organ reproduksi secara bentuk dan fungsinya.
Hal itu ditandai dengan datangnya menstruasi pada perempuan, pertumbuhan payudara, muncul bulu halus di mons veneris, bulu ketiak, bentuk panggul yang melebar serta kulit yang lembab menandakan aktivitas hormonal. Adapun perubahan fisik pada lelaki memiliki suara khas berat, adanya kumis dan bulu-bulu di area kelamin, berfungsinya organ reproduksi secara seksual seperti mimpi basah yang di sebut masa pubertas.
Patut diketahui pada masa pubertas, testis yang dimiliki oleh remaja lelaki siap membuahi sel telur pada remaja putri. Pada fase ini mulai adanya ketertarikan pada lawan jenis secara hebat. Tahap coba-coba dengan kenakalan seks sebelum waktunya, sering mengakibatkan permasalahan kompleks seperti hamil luar nikah, pernikahan dini, drop-out sekolah sampai depresi remaja. Oleh sebab itu perlunya edukasi yang lebih intens tentang kesehatan reproduksi remaja dan kaitannya.
Beberapa media menyerukan kesiagaan, terkait bahaya yang sedang mengintai kaum remaja, situasi dan kondisi ini lebih cenderung menyimpang dari norma-norma. Broken home, ketidakberfungsian keluarga memberikan dampak jangka panjang pada siklus berikutnya. Peringatan keras pada orang tua yang memiliki anak remaja, agar mengasah kepekaan dan mendampingi perkembangan remaja di era digital ini. Patutkah remaja diperhatikan supaya tidak terjerumus ke dalam tindakan amoral dan asusila?
Sebuah fenomena nge-trend di era digital, telah meresahkan masyarakat tentang konten porno, yang ditiru oleh sebagian kaum remaja hingga sempat mencuat isu hamil massa. Entah, nalar apa yang mereka adopsi mempunyai perspektif keliru tentang batasan seksual remaja. Apakah sudut pandang kekinian misalkan remaja jomblo, virgin dianggap katrok?